Mohon tunggu...
Imas Masitoh
Imas Masitoh Mohon Tunggu... Guru SD yang baru saja selesai mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan 8

Saya nimas, guru SD yang ingin terus konsisten belajar menulis meski menghasilkan karya tulisan yang sederhana semoga bisa menjadi pemicu untuk menjadi penulis yang bisa memberi inspirasi bagi pembaca. Senang sekali di bergabung di kompasiana karena bisa menyalurkan hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cerita haji bagian 2: Hotel 401 Luluat Al Mashaer

3 Juni 2025   19:28 Diperbarui: 3 Juni 2025   19:28 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Salah satu Hotel jamaah haji Indonesia 2024 di daerah Syisyah 

Perjalanan dari tanah air menuju tanah suci adalah perjalanan yang luar biasa. Cape tapi hati merasakan kebahagiaan yang tiada tara. Setelah selama kurang lebih 8 jam perjalanan kami para jamaah diantar bis menuju hotel. Alhamdulillah hotel yang aku tempati saat itu berdekatan dengan Mina. Tepatnya di daerah Syisyah. 

Hotel Luluat AlMashaer nomor 401. Itulah hotel yang aku tempati. Hotel yang sangat nyaman, bagus, dan selalu memberikan pelayanan terbaik. Aku dan 4 orang jemaah haji saat itu menempati hotel di lantai 9 dengan nomor kamar 906. Bersama Ibu Hj. Sri Mulyani yang akrab disapa mbu, Hj. Murfah yang akrab disapa mak haji, Hj. St. Muy Muyasaroh yang akrab disapa Umi Haji, dan ibunda tercintanya, Hj. Marwiyah yang berusia sekitar 90 tahun yang kami sapa dengan ibu kolot. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, namun ia kuat berjalan kaki ketika melaksanakan malang Jumrah dari tenda Mina ke Jamarot. Itulah kekuasaan Allah.  

Dokpri: jamarot dilihat dari kamar hotel lantai 9
Dokpri: jamarot dilihat dari kamar hotel lantai 9

MashaAllah... nikmat yang luar biasa aku rasakan lagi yaitu nikmat persaudaraan. Walupun kami baru saling mengenal, tapi kami serasa satu keluarga. Kami tidak pernah berselisih faham karena itu memang sangat diharamkan dan bahkan bisa mengurangi pahala ibadah haji. 

Aku sebagai jamaah haji termuda di kamar itu, merasakan seperti diasuh oleh mereka. Mbu Hj. Sri bagaikan kakak kandungku, Mak Haji Upah bagaikan ibuku, Umi Hj. Emuy bagaikan penasihat kami. Sementara Ibu kolot adalah sesepuh kami. 

Selama di Makkah, kami selalu bepergian bersama. Setiap ke Masjidil Harom, Umroh, Thowaf , dan lain-lain kami selalu beriringan. Dengan didampingi oleh suamiku yang memang sebagai ketua regu yang selalu bertanggungjawab atas keamanan dan keselamatan rekan di regunya. 

Di hotel ini, kami bisa menikmati pemandangan batu-batu yang kokoh dan gagah. Lurus dari hotel terlihat ribuan tenda putih di Mina. Bahkan Jamarot pun terlihat dari hotel kami. Ya, itulah tujuan pemerintah kepada jamaah Indonesia agar hotelnya dekat dengan Jamarot sehingga kami bisa tanazul pada saat malang jumroh. 

Tanazul adalah izin bagi jemaah untuk tidak menginap di tenda Mina setelah melaksanakan Jumroh Aqobah, namun tetap bermalam di hotel yang dekat dengan area Jamarot atau lokasi lempar Jumroh. Ini memungkinkan jamaah khususnya lansia dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu untuk menunaikan haji dengan lebih aman dan nyaman. Alhamdulillah, Wa Syukurillah...

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun