Mohon tunggu...
imas masitoh
imas masitoh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full time mom

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Tradisi "Bridesmaid" Dianggap sebagai Bukti Persahabatan

30 Januari 2019   09:11 Diperbarui: 30 Januari 2019   19:34 4340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Photo by Phng Nguyn on Unsplash

"Jangan lupa seragam buat gue yah!"

"Harus cari referensi model kebaya nih buat seragam nikahan elo"

"Kapan nih bagi-bagi kainnya? nikahannya kan sebentar lagi"

Tidak jarang kalimat itu terlontar saat teman dekat akan melangsungkan pernikahan.

Seragam? Yap seragam untuk para bridesmaid. kebanyakan dalam acara pernikahan saat ini, bridesmaid dianggap menjadi salah satu hal pokok juga dalam acara pernikahan. Dari jauh-jauh hari, pengantin biasanya membagikan kain untuk seragam yang akan dipakai pada pesta pernikahan nantinya.

Sebenarnya apa sih bridesmaid itu?

Bridesmaid adalah pengiring pengantin wanita yang mempunyai tugas penting dalam acara pernikahan. Bridesmaid bertugas untuk membantu calon pengantin sampai ke hal-hal yang detail. 

Mengurus gaun pengantin, merencanakan susunan acara pada acara pernikahan,memastikan detail untuk acara pernikahan nanti sudah siap, menjadi penerima tamu pada saat acara dan juga sebagai pengiring pengantin menuju pelaminan.

Biasanya bridesmaid adalah orang-orang terdekat dari pengantin, bisa saudara atau teman dekat. Jika pada budaya barat jumlah bridesmaid tidak lebih dari 10 orang, di Indonesia kadang pengiring pengantin ini berjumlah lebih dari 10 orang. 

Namun pada pernikahan generasi millennial saat ini, kebanyakan peran bridesmaid ini sendiri sering salah kaprah. Hal yang terpenting adalah hadir dengan memakai seragam yang kompak dengan satu geng. 

Iya, kadang bridesmaid sekarang hanyalah sebagai tamu undangan yang hadir dan ramai-ramai kompak membagikan momen saat itu di sosial media.

Bagi sebagian orang, kehadiran bridesmaid dianggap sebagai bukti bahwa dia mempunyai pertemanan yang asik dan kompak. Sehingga, kehadirannya menjadi sebuah keharusan pada acara pernikahannya.

"Ahh elo gak asik banget sih gak bisa jadi bridesmaid gue" "Elo gak kompak banget sih, semua geng kita dateng loh, Cuma elo aja yang gak bisa dateng!"

Yap, kadang kalimat itu menjadi tanggapan dari beberapa teman saat kita tidak bisa hadir di acara pernikahan salah satu teman.

Pernah teman saya tidak bisa hadir ke acara pernikahan salah satu teman baik saya juga karena ada keperluan pekerjaan yang mengharuskan dia keluar kota. Yah, kalimat itulah yang terlontar dari si pengantin dan teman saya yang lain. 

Alhasil, ketika teman saya yang tidak bisa hadir ini menikah, si pengantin tidak mau hadir dengan alasan "balas dendam". Memang kekanakan, tapi itulah yang terjadi. Padahal kekompakan dan bukti pertemanan baik bukan dari bisa tidaknya hadir di acara pernikahan dengan menjadi bridesmaid kan.

Perihal lainnya, jika si pengantin tidak ingin ada bridesmaid di acara pernikahannya, bagaimana?

Lah kok bisa? Bisa saja, saya salah satunya. Sepakat untuk menggelar acara pernikahan dengan sederhana dan dengan biaya yang seadanya, saya memilih untuk  tidak membawa tradisi bridesmaid di acara pernikahan saya. 

Selain karena urusan untuk acara pernikahan bisa di kerjaan oleh keluarga inti dibantu oleh vendor, anggaran untuk seragam bridesmaid yang cukup besar menjadi alasan kenapa di acara pernikahan saya tidak menghadirkan bridesmaid.

Namun, beruntungnya saya mempunyai teman-teman yang pengertian dan kompak. Mereka hadir dengan seragam berwarna senada dan hadir dari awal hingga selesainya acara. Rasanya suasana ketka itu tambah ceria dengan hadirnya mereka.

Yap, anggaran yang cukup besar dikeluarkan pengantin jika dia harus mempersiapkan kain untuk seragam para bridesmaid. 

Kenapa besar? Ya karena harus mempersiapkan kain seragam bridesmaid untuk geng Sd, SMP, SMA, kuliah, teman kerja, teman main atau teman komunitas, cukup menguras dana pernikahan bukan. 

Kenapa tidak yang benar-benar dekat saja? Yah, sebenarnya benar pendapat itu, namun kadang si pengantin tidak mau "diomongin".

"kok aku gak dikasih seragam sih" "kok aku gak diminta jadi bridesmaid sih" "gue gak dianggap temen nih sama dia" "pilih-pilih yah dia"

Mungkin itu beberapa "omongan" jika si pengantin dirasa tidak adil. Alhasil si pengantin mau tidak mau harus mempunyai anggaran membeli kain untuk bridesmaid yang cukup besar dan itu cukup memberatkan. Namun, memang ada juga yang merasa itu tidak memberatkannya, malah senang bisa menyediakannya.

Tidak hanya memberatkan si pengantin, namun juga kadang memberatkan teman-teman dari pengantin tersebut. Kenapa?

Ya, mungkin ada beberapa dari anggota geng yang merasa cukup berat saat menerima kain untuk seragam bridesmaid. Bukan tidak senang, namun berarti dia harus merogoh koceknya untuk biaya menjahit seragam tersebut.

Anggap saja menjahit baju minimal Rp 150.000 ditambah membeli kain tambahan untuk mempercantik baju minimal Rp 50.000, jadi perlu minimal Rp 200.000 untuk menjahit kain tersebut. 

Belum lagi harus mengeluarkan uang untuk kado dan amplop minimal Rp 200.000 untuk keduanya. Jadi, perlu minimal Rp 400.000 untuk satu acara pernikahan teman satu geng. 

Cukup besar juga kan dana yang harus dikeluarkan. Padahal bisa saja dana untuk menjahit seragam dialihkan untuk membeli kado ang lebih bagus atau untuk memberikan amplop lebih bagi pengantin.

Penasaran dengan tanggapan teman-teman yang lain tetang bridesmaid ini, akhirnya saya coba buat buka pertanyaan di sosial media. Dan dari beberapa response, dari 17 orang, 13 orang bilang kalau ngga perlu ada bridesmaid di acara pernikahan, apalagi jika itu memberatkan si pengantin. 

3 orang lainnya bilang jika semua keputusan diserahan kembali ke si pengantin, perlu atau tidaknya. Dan 1 orang punya tanggapan lain, bridesmaid itu perlu, tapi untuk support system di acara nanti , bukan hanya jadi tamu yang berseragam saja.

Yap, pada akhirnya ada atau tidaknya bridesmaid dalam acara pernikahan, diserahkan kepada si pengantin itu sendiri. Baik pengantin dan teman-temannya harus saling pengertian terhadap keputusan yang diambil oleh pengantin. 

Baiknya, pengantin dan teman-temannya saling mengetahui kondisi satu sama lain. Yah, karena tradisi bridesmaid ini tidak bisa dijadikan pembuktian pertemanan atau persahabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun