Mohon tunggu...
Indah Puspito
Indah Puspito Mohon Tunggu... Lainnya - Ex-Sekretaris Gereja Katolik di Yogyakarta

Waktu adalah kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nostalgia Gita Cinta di SMA

14 September 2022   15:05 Diperbarui: 14 September 2022   15:12 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kisah ini berawal saat aku masih duduk di bangku SMA. Sepuluh tahun berlalu. Kini kupandangi bangunan kebanggaanku kala itu dari seberang jalan. Tampak luar sudah banyak berubah. Bangunan semakin megah. Diam-diam aku tersenyum bangga.


Kilas balik...


Seneng banget hatiku bisa diterima di SMA negeri. SMA favorit di kotaku. Bangga tentu iya dong. Gimana nggak bangga, bisa ngalahin beribu pesaing.
Kelasku terletak di paling ujung dekat pintu keluar. Teman-teman yang baik-baik dan peduli sungguh membuatku semakin betah sekolah di sini.
Aku tidak menonjol tapi istimewa karena mereka melihat aku paling putih dan mungkin paling lugu. Hmmm....pemalu. Hingga secara diam-diam tanpa sepengetahuan ku ada sepasang mata elang yang duduk jauh di belakang ku selalu mengawasi gerak gerik ku.
Suatu saat Bu Guru membentuk kelompok untuk belajar IPA. Per kelompok terdiri dari 5 anak. Saat aku sedang berpikir ,"ikut kelompok siapa yaa.." , tiba-tiba namaku dipanggil seseorang dari belakang.
"Tia ...ikut kelompok ku yaa, kurang satu nihh"
Ahhh...,rupanya si Anto.
"Ok,..." Jawabku
Anto begitu gembira. Wajahnya kelihatan ceria. Kenapa hatiku jadi deg-degan yaa. Ada apa nihh. Ahh,...masak sihh aku jatuh cinta secepat ini. Hihihi...kok jadi geli sendiri. Tak sadar tangan disenggol Wati teman sebangku.
"Tia..., Ngapain senyum-senyum sendiri?"
Aku tersipu malu jadinya.

Ehhh, kok aku melamun jadinya. Jangan-jangan tadi ada yang lihat aku senyum-senyum sendiri yaa. Spontan ku tutup mulutku pake masker. Malu ahh...
Sudah menjelang sore. Aku harus kembali ke hotel karena nanti sore harus ke stasiun kereta api untuk kembali ke Yogyakarta. Selagi dua langkah, ada yang memanggil namaku dari arah belakang. Haaa?? Siapa yaa? Spontan kubalikkan badan. Dari kejauhan kulihat seseorang berperawakan tinggi besar melambaikan tangan padaku. Siapa ya, bisikku. Setelah dia mendekatiku dan mengulurkan tangannya...aku masih bengong.


"Tia lupa ya" katanya sambil senyum-senyum, ayoo.. diingat-ingat Tia. Kita pernah satu kelompok saat di situ". Dia nunjuk ke seberang jalan ke SMA negeri.


"Duhh...maaf sekali saya benar-benar lupa. Kakak siapa ya?" Jawabku penuh tanya.


"Waduh .. ternyata aku sudah kamu lupakan ya. It's okay, kita kenalan lagi ya. Aku Anto" dia ulurkan tangannya kembali.


Bagai disambar petir di siang hari. Aku tadi melamun dan ingat dia. Kok dia tiba-tiba nongol di depan ku. Ajaib.


"Heii..kok senyum-senyum sih Tia"


"Halo Anto, apa kabar. Aku tidak sangka kita bisa ketemu di sini" tanganku dia genggam penuh kehangatan.


"Aku juga tidak menduga bahwa aku bisa bertemu lagi dengan gadis pujaan ku sepuluh tahun lalu. Selama dua tahun belakangan aku teringat dirimu dan berusaha mencari tahu di mana kamu tinggal. Rupanya Tuhan mendengar doaku. Apa kabar Tia? Kamu sudah menikah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun