Setiap kali hari pertama masuk sekolah, di tahun pelajaran baru, selalu saja ada siswa yang menangis di sekolah. Peristiwa ini tentu hanya lazim terjadi di Sekolah Dasar SD dan Taman Kanak-Kanank (TK).
Mengapa bisa terjadi begitu? Bukankah hari pertama masuk sekolah itu menyenangkan?
Pemikiran orang dewasa memang begitu. Hari pertama masuk sekolah itu hari yang menyenangkan. Namun tidak langsung demikian bagi anak-anak.
Rasa Cemas dan KhawatirÂ
Bagi sebagian anak, hari pertama masuk sekolah merupakan hari yang mendebarkan. Jangan-jangan nanti tidak punya teman. Atau, jangan-jangan nanti dinakali teman baru. Atau, juga jangan-jangan  nanti gurunya galak, dan masih banyak jangan-jangan lainnya.
Berbagai kekhawatiran tersebut untuk beberapa hari, bagi anak dirasa membebani hingga menimbulkan rasa cemas. Kecemasan anak itu bisa semakin parah ketika orang tua terlalu ambisius dan agresif. Â
Tidak salah orang tua berharap anaknya tampil berani. Anaknya berwajah ceria dan cepat bergaul dengan guru serta teman-teman baru. Namun, jika sang anak tidak punya mental yang cukup dan didorong melebihi kapasitas anak, bisa-bisa sang buah hati justeru melempem. Ngambek tak mau berangkat ke sekolah.
Jika peristiwa seperti itu terjadi, dapat dipastikan harapan orang tua tidak kesampaian. Kalau pun anak sampai di sekolah, itu karena dipaksa oleh orang tua.
Datang ke sekolah dengan keterpaksaan justru akan memunculkan masalah baru. Begitu sampai di halaman sekolah, si anak akan antipati tak mau bersosialisasi dengan anak-anak lain. Dalam situasi seperti itu, si anak juga tidak mau bersosialisasi dengan guru.
Keadaan anak sering kali semakin diperparah dengan sikap orang tua yang merasa malu atas sikap anaknya. Hingga ada orang tua dalam posisi seperti itu justru memaksa anaknya agar lepas dari rengkuhannya. Orang tua justru memaksa anaknya untuk segera berbaur dengan siswa lain sambil membandingkan dengan anak-anak yang sudah enjoy bermain.
Jangan Menambah Kecemasan AnakÂ