Evaluasi dan penghentian MBG
Terkait keracunan MBG yang sering terjadi, publik menuntut agar program ini dihentikan saja. Meskipun demikian, Presiden Prabowo Subianto sebagai pemilik program tetap keras kepala untuk melanjutkannya. Prabowo bahkan menyebut keracunan MBG hanya secuil persoalan sebesar 0,00017 persen.
Operasi SPPG bermasalah yang dihentikan sedangkan SPPG lainnya tetap jalan. MBG terus berlanjut, keracunan terus terjadi dan semakin marak seiring meluasnya program di berbagai daerah.
Menyikapi keracunan massal akibat MBG, pemerintah bilang akan mengevaluasinya. Evaluasi macam apa yang sudah dilakukan? Beberapa bulan lalu terjadi keracunan MBG dan katanya akan dievaluasi. Eh, bulan ini keracunan MBG makin marak dan katanya akan dievaluasi.
Bila keracunan diakibatkan bakteri atau makanan basi, harusnya pemerintah membuat semacam tata kelola agar makanan diolah dan disiapkan sedemikian rupa sehingga tidak basi dan tidak mengandung bakteri.
Kearifan lokal agar makanan tidak basi
Para ibu dalam menyiapkan makanan untuk keluarga, Â bekal anak ke sekolah atau jualan makanan, biasanya menjaga makanan dengan cara sedemikian rupa agar tidak basi.
Misalnya, saat menaruh nasi yang panas dalam wadah, bagian atas wadah ditutupi kain agar menyerap uap sehingga tidak membasahi nasi. Dengan demikian nasi tidak basah dan tidak mudah basi.
Ibu-ibu ketika menyiapkan bekal bagi anaknya untuk dibawa ke sekolah, kalau makanannya masih panas maka wadahnya tidak langsung ditutup tetapi dibiarkan terbuka hingga dingin. Bila makanan yang masih panas langsung ditutup wadahnya, katanya akan cepat basi.
Para ibu bukanlah ahli gizi atau chef namun mereka belajar dari pengalaman dalam menjaga makanan agar tidak basi. Dalam pelaksanaan MBG, cara lokal seperti ini hendaknya diadaptasi agar makanan tidak basi dan tidak meracuni para pelajar.
Jika program MBG terus digas, keracunan harus direm.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI