Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

MBG Belum Datang, Keracunan Sudah Hantui Masyarakat

5 Oktober 2025   17:54 Diperbarui: 5 Oktober 2025   17:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makan bergizi gratis (MBG). Gambar: Kompas.com/M.Elgana Mubarokah.

Hari Jumat (3/10/2025), Kabupaten Timor Tengah Selatan di Propinsi Nusa Tenggara Timur, ramai dengan berita keracunan massal pelajar di Kota SoE akibat makan bergizi gratis (MBG).

Akun Facebook milik media lokal (Pos Kupang) menyiarkan secara langsung penanganan para korban keracunan di RSUD SoE. Sejumlah akun media sosial juga membagikan berita keracunan tersebut di berbagai media sosial. 

Ratusan pelajar mengalami mual, muntah dan lemas setelah mengkonsumsi MBG di sekolah. Dikutip dari Kompas.com, keracunan MBG di Kota Soe dengan korban sebanyak 331 orang yang berasal dari empat SD dan satu TK.

Dalam sekejap masyarakat khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan mengetahui kabar keracunan hingga merasa resah, marah dan takut. Dalam komentar di media sosial dan obrolan masyarakat, publik menuntut agar MBG dievaluasi atau dihentikan saja. Program MBG yang seharusnya memberi makanan gratis justru menjadi makanan beracun gratis bagi anak-anak.

Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, program MBG baru dilaksanakan di Kota Soe, ibu kota kabupaten. Di kecamatan-kecamatan, masih pada tahap penyiapan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Di kampung kami, Kecamatan Amanuban Tengah, sudah dibangun dua SPPG dengan karyawan yang direkrut dari warga sekitar. Sebentar lagi dapur-dapur SPPG ini akan beroperasi untuk memberi makan bagi ribuan anak sekolah.

Ketika keracunan terjadi di Kota Soe, sejumlah orang tua di daerah yang belum mendapat MBG menolak program ini. Salah satu alasan menolak MBG yaitu takut anak-anak keracunan.

Selama ini kasus keracunan terjadi di propinsi atau kabupaten/kota lain namun kali ini keracunan terjadi di daerah sendiri. Bukan tidak mungkin sebentar lagi giliran anak-anak mereka sendiri mengalami keracunan MBG.

MBG belum terlaksana namun keracunan sudah menghantui masyarakat. Menyantap MBG bukan berarti langsung keracunan namun keracunan menjadi bayang-bayang tersendiri bagi orang tua dan anak-anak karena kasusnya marak di mana-mana.

Waktu mengobrol dengan seorang guru tentang keracunan MBG, saya mengingatkannya agar berhati-hati mencicipi makanan kalau sekolah mereka sudah mendapat MBG. Di berbagai daerah, guru dan penjaga sekolah juga turut keracunan MBG. Sang guru pun bilang tidak akan makan MBG walau hanya sekedar mengecap karena takut keracunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun