Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nikmatnya Hidup di Kampung

30 Januari 2023   15:36 Diperbarui: 30 Januari 2023   15:39 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Potret pemandangan di kampung.Foto: dokumentasi pribadi Imanuel Lopis

 Kampung, sebuah tempat pemukiman yang ada di pinggiran kota atau bahkan jauh dari kota dan ada di pelosok. Kampung sering identik dengan kehidupan tradisional, alam yang asri, infrastruktur yang belum memadai, serta aktifitas pertanian dan peternakan. 

Kampung juga sering berkaitan dengan tidak adanya lapangan kerja dan kemiskinan sehingga orang-orang kampung merantau ke kota bahkan luar negeri untuk mencari pekerjaan.

Kampung walaupun memiliki beragam persoalan dan kehidupannya tidak seindah kota namun menjalani hidup di kampung sangatlah nikmat. Berikut ini beberapa kenikmatan hidup di kampung. 

Pertama, biaya hidup rendah. Kita yang hidup di kampung tidak perlu membayar uang sewa kos atau kontrakan rumah karena tinggal di rumah sendiri.

Sebuah rumah meskipun hanya berupa gubug beratap daun, berdinding bambu dan berlantai tanah, rumah tersebut milik sendiri dan tidak membutuhkan uang sewa. 

Kita juga bisa mendapatkan air bersih dengan gratis di sumur, pancuran atau sumber air lain tanpa tagihan bayaran air setiap bulan. Kita juga bisa menghasilkan sayuran dan berbagai bahan pangan sendiri untuk konsumsi sehingga tidak perlu membelinya. Ketika kita memenuhi aneka rupa kebutuhan hidup secara gratis, biaya hidup pun rendah.

Kedua, selalu bersama keluarga. Hidup di kampung halaman sendiri membuat  kita selalu bersama dengan keluarga. Tidak perlu kangen rindu karena setiap hari selalu bersama-sama. Saling memperhatikan dan membantu satu sama lainnya.

Ketiga, relasi sosial yang kuat. Salah satu nikmatnya hidup di kampung adalah kita memiliki hubungan sosial yang kuat dengan orang sekampung yang bukan keluarga sekalipun. Hal ini karena gencarnya interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari. 

Mengobrol selalu dengan tetangga, bertegur sapa dengan orang lain di jalan, berkumpul bersama dalam acara keluarga, acara pemerintahan atau keagamaan dll. 

Kita bisa mengenal orang lain dan orang lain juga  mengenal kita dalam radius hingga puluhan kilo meter dari rumah sendiri. Tentu hal ini kontras dengan kehidupan di kota yang katanya dengan tetangga sebelah saja tidak saling kenal.      

Keempat, aktifitas sehari-hari membentuk fisik secara alamiah. Berjalan kaki, mengangkut air, memanggul kayu, memikul dedaunan pakan ternak, membersihkan kebun, menggembala ternak, dsb, merupakan aktifitas sehari-hari di kampung. 

Jika hidup di kampung dan setiap hari selalu melakukan berbagai aktifitas tersebut, kondisi fisik kita akan terbentuk secara alamiah menjadi kuat dan sehat. 

Kita tidak perlu takut obesitas karena kalori-kalori yang ada dalam tubuh terkuras untuk aktifitas fisik sehari-hari. Kita tidak perlu ke tempat fitness untuk memiliki badan kekar karena mengolah lahan untuk bertani bisa membuat perut six pack. Napas pun stabil, tidak ngos-ngosan walau berjalan kaki naik turun gunung.         

Kelima, bertani dan beternak. Tersedianya lahan yang cukup di kampung membuat kita bisa bertani dan beternak untuk memenuhi kebutuhan pangan  keluarga. Kita dapat menjual hasil tani dan ternak untuk memperoleh uang. 

Kalau kita lebih serius dan fokus, bertani dan beternak  pun bisa menjadi sebuah lapangan kerja yang menguntungkan. Kita bisa membuat lapangan kerja sendiri di kampung dan menjadi bos. Kita tidak perlu lagi ke ibu kota atau luar negeri untuk mencari pekerjaan dengan menjadi buruh.

Begitulah nikmatnya hidup di kampung, semoga menjadi inspirasi dan motivasi bagi pembaca sekalian. Baik yang sedang di kampung halamannya sendiri maupun yang meninggalkan kampung halaman dan merantau ke ibu kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun