Mohon tunggu...
SERIKAT PERS
SERIKAT PERS Mohon Tunggu... Jurnalis - Media Publik Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) Sulawesi Selatan

Media Umum SPRI Sulsel

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Kisah Warga 20 Tahun Bergelut dengan Banjir

27 Desember 2022   08:40 Diperbarui: 27 Desember 2022   10:00 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Imansyah Rukka

Kawasan Perumahan BTN kodam 3, Kelurahan Katimbang, Kecamatan BIringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, selalu jadi sorotan publik hampir setiap tahun karena banjir yang menggenangi hingga setinggi lebih dari 1 meter. Pada Jumat (22/12 hingga Senin hari ini, kawasan perumahan ini kembali tergenang.

"Air mulai masuk sejak Minggu siang dan terus naik. Lantai satu rumah saya habis terendam air," kata Alexander Muktar (81), warga RT 02 RW 06 di perumahan BTN Kodam 3, Kelurahan Katimbang ini, Senin, Opa begitu panggilan akrabnya akhirnya memilih mengungsi di rumah tetangganya di depan rumah sebab rumahnya terendam air hingga 80 cm .

"Sebenarnya saya sejak awal tahun 2004 berarti sudah 19 tahun dan saya bersama warga di sini sudah terbiasa menghadapi banjir.  Saya pribadi dan tertua tinggal di Perumahan ini lebih banyak dukanya karena dalam satu tahun hampir 3 kali mengalami banjir, bahkan yang baru-baru ini baru bulan kemarin selang berapa minggu banjir lagi hingga di penghujung tahun baru dan memasuki januari tahun baru, lantas sampai kapan kami harus bergelut dengan banjir," ungkapnya. Keluhan lelah menghadapi banjir juga dikatakan Jhon Haju (53), warga RT 04 RW 008, di perumahan tersebut.

Merasa lelah juga kalau hadapi banjir setiap tahunnya. Karena perabotan didalam rumah ikut tenggelam lalu dari semalam sampai siang ini tidak bisa tidur. Begitu lelah dalam mengungsi yang kadang dirumah Pak RT dan tetkadang ke sanak famili," kata John Haju di Pos Kamling saat ditemui  Kompasianer dan Jurnalisbertasbih. com.

H. A. Marwah (62), ibu rumah tangga, yang tinggal di RT 04 RW 06 mengatakan, meski sudah terbiasa menghadapi banjir, Ia bersama tiga anaknya terus bertahan tinggal di tempat ini. "Saya disini sudah 20 tahun tinggal dan sudah terbiasa dengan banjir di perrumahan ini dengan ketinggian air yang masuk dirumah saya ini sampai batas jendela, dan saya tinggal di tempat ini jadi harus diterima, mau kemana lagi, ujar Hajjah Andi Mariah.

Alexander Military (81) warga BTN Kodam 3 Kelurahan Katimbang, sudah 20 tahun lebih bergelut dengan banjir (foto iman rukka) 
Alexander Military (81) warga BTN Kodam 3 Kelurahan Katimbang, sudah 20 tahun lebih bergelut dengan banjir (foto iman rukka) 
Demikian pula halnya warga Jalan Kotifa Raya RT 03 RW 06, saat ditenui drumahnya yang terendam banjir. Ia bersama orang tuanya tinggal di Perumahan ini sejak tahun 2000, artinya sudah hampir 20 tahun," kata Hermayanto (42). Meski air yang menggenamgi rumahnya yang dikerjakan dalam hingga batas dipinggang, namun baginya banjir adalah hiburan dan bukan musibah, karena sejak dari awal sudah tahu bahwa yang mau masuk kesini dan sudah kenal lokasi perumahan ini maka bersiaplah didatangkan rezeki Atau keberkahan, Bukan musibah tapi bagi saya adalah rezeki," ujar Hermayanto.

"Tiap tahun kami merasakan banjir disini,  paling sedikit bisa 4 kali dalam setahun, Januari, Maret dan November. Desember Eh, ini banjir lagi," kata Koptu Abdul Azis. Ia mengatakan, banjir kali ini Ia bersama keluarganya memilih mengungsi ke rumah sakit Unhas tempat istrinya bekerja. Mungkin dengan banjir yang dihadapi setiap tahunnya mungkin pemerintah bisa mendengarkan keluhan kami yakni masalah drainase untuk bisa dilakukan rehabilitasi dan normalisasi sehingga debit air tidak meluap sehingga genangan banjir bisa diminimalisir. "Banjir bulan November dan terjadi kembali di December 2022 ini, merendam rumah warga selama tiga hari. Banjir kali ini, yang terjadi sejak Jumat lalu, perlahan saat ini sudah mulai surut," katanya.

Tercatat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, di Kecamatan Biringkanaya, ada 59 KK atau 245 jiwa yang mengungsi. Mereka tersebar di 5 lokasi pengungsian.

Camat Biringkanaya, Benyamin Tarupadang dalam laporannya menjelaskan, ada beberapa titik pengungsian untuk menampung warga, diantaranya yakni di masjid Abdul Rahman 120 jiwa, masjid Jami Babul Jannah 45 jiwa, masjid Al Ikhlas 145 jiwa. Kemudian Ruko hijau 50 jiwa, Masjid Grand Rahmani 112 jiwa, Posyandu 15 jiwa, dapur umum Gomacca 75 jiwa, TK Putri 20 jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun