Mohon tunggu...
Iman Haris
Iman Haris Mohon Tunggu... Tukang Ngopi

Nulis kalau lagi rajin, jadi jurnalis kalau lagi mood.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Kaki Terinjak Hingga Sono ka Kodim: Mati Ketawa Ala Orang Sunda

3 April 2025   20:03 Diperbarui: 3 April 2025   20:10 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Dall-E with edit)

Saya lupa kapan tepatnya saya mendengar lelucon almarhum Kang Ibing ini, tapi saya mendengarnya dalam siaran Radio Mara di Bandung. Kurang lebih ceritanya seperti ini.

Suatu hari, ada seorang laki-laki yang kakinya terinjak di dalam sebuah bus. Tapi, untuk memastikan lawan bicaranya aman untuk ditegur, dia bertanya dulu dengan sopan, "Maaf, bapak tentara?"

Orang yang menginjaknya menjawab, "bukan." Pria itu mulai merasa lega, tapi dia memutuskan untuk melanjutkan pertanyaannya, "punya saudara tentara?" Dengan heran, orang yang menginjaknya itu menjawab lagi, "nggak."

Meski kakinya masih terinjak, pria tadi masih belum berani menegurnya, untuk memastikan, dia bertanya lagi dengan sopan, "Punya tetangga tentara?" Orang yang menginjaknya masih menjawab, "nggak."

Setelah tahu bahwa orang yang menginjak kakinya bukan tentara dan tidak punya relasi tentara, barulah pria tadi berani menegurnya, "Ini kaki saya kamu injak!" Tawa rekan-rekan Kang Ibing di studio pun pecah di akhir ceritanya.

Kami yang mendengarkan ceritanya di kos-kosan pun mau tak mau ikut tertawa. Bukan hanya karena gaya storytelling Kang Ibing yang kuat, tetapi juga tema cerita yang terasa relate dengan realitas, bagaimana masyarakat kita punya kesungkanan tertentu ketika berhadapan dengan orang berlatar belakang militer.

Boleh jadi tak semua orang punya pengalaman buruk ketika berhadapan dengan militer, tapi lelucon semacam ini mencerminkan ingatan kolektif. Mungkin, karena sudah sangat melekat di bawah sadar, kita bisa spontan tertawa.

Sebagai komedian kawakan dan budayawan, Raden Aang Kusmayatna Kusiyana Partawijaya, nama sebenarnya Kang Ibing, tentu memahami aspek-aspek sosial dan budaya dari humornya.

Kang Ibing juga tidak pernah mengklaim bahwa seluruh anekdot yang dia ceritakan merupakan ciptaannya sendiri. Sering kali, Kang Ibing menyisipkan disclaimer bahwa cerita yang ia bawakan hanyalah cerita rakyat yang ia dengar. Dengan kata lain, lelucon orang yang terinjak kakinya di bus tadi pun pada dasarnya merupakan refleksi dari pengamatan atau pengalaman masyarakat atas situasi sosialnya, yang diekspresikan melalui humor.

Selain cerita rakyat, refleksi budaya atas potret relasi sipil dan militer di masyarakat kita juga dapat dilihat dalam lagu Sono ka Kodim (Kangen ke Kodim) dari Doel Sumbang, yang menceritakan bagaimana gara-gara membaca sajak yang mengkritik penguasa di atas genting rumah, dia akhirnya ditangkap, dan harus "menginap" hingga empat hari di Kodim.

Meski dirilis pascareformasi, tapi lagu ini tampaknya menggambarkan pengalamannya di era Orde Baru, saat Dwi Fungsi TNI (saat itu ABRI) masih berlaku. Peran sosial politik TNI saat itu memungkinkan aparat militer untuk melakukan penangkapan terhadap warga sipil.

Baik lelucon Kang Ibing maupun lagu Doel Sumbang disampaikan melalui humor. Namun, keduanya menyampaikan pesan yang sama, bagaimana dualisme fungsi militer tidak hanya berdampak pada ketimpangan relasi kuasa antara sipil dan militer, tetapi juga intervensi militer dalam kehidupan sosial, politik dan budaya.

Dari dongeng kaki terinjak hingga lagu Sono ka Kodim, masyarakat Sunda punya cara menertawakan ironi dan tragedi, tapi di balik tawa, ada pengakuan diam-diam akan ketakutan dan ketidakberdayaan yang pernah akrab dalam kehidupan sehari-hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun