Mohon tunggu...
Iman Rohimayanto
Iman Rohimayanto Mohon Tunggu... Full-time Designer and Freelance Writer

Cuma seorang biasa yang menuliskan pikirannya kedalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Baterai Mobil Listrik akan jadi sampah? Nanti dulu, Nissan punya solusinya!

11 September 2025   09:27 Diperbarui: 11 September 2025   15:04 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mobil listrik Nissan Leaf. Foto: Nissan 

Kalau bicara soal kendaraan ramah lingkungan, biasanya kita langsung fokus ke produknya: mobil listrik, desainnya yang futuristik, atau performa baterainya. Tapi sebenarnya, yang tak kalah penting adalah proses pembuatannya hingga daur ulang komponennya. Karena, apa jadinya kalau baterai mobil listrik sudah tidak terpakai? Apakah otomatis jadi limbah berbahaya?

Nissan punya jawaban yang cukup menarik. Mereka tidak hanya fokus bikin mobil listrik murni (Battery Electric Vehicle/BEV) atau hibrida berbasis baterai, tapi juga menyiapkan ekosistem baterai setelah "pensiun" dari mobil.

Dalam pernyataan resminya, Nissan bilang:
"Selama masa pakainya, mobil listrik menghasilkan emisi jauh lebih sedikit dibanding mobil konvensional. Tapi untuk keberlanjutan nyata, baterainya juga harus diberi kehidupan kedua."

Dari Leaf ke Proyek Blue Switch

Fasilitas 4R Energy di Jepang untuk olah baterai kendaraan listrik murni. Foto: Nissan 
Fasilitas 4R Energy di Jepang untuk olah baterai kendaraan listrik murni. Foto: Nissan 

Cerita ini bermula dari pengembangan Nissan Leaf generasi pertama. Para insinyur sadar bahwa mobil listrik tidak boleh cuma soal performa, tapi juga harus sejalan dengan isu global soal energi dan lingkungan. Dari situlah lahir proyek Nissan Blue Switch --- menjadikan mobil listrik sebagai sumber daya darurat yang bersih, senyap, dan bisa digunakan ketika terjadi bencana.

Nah, di balik semua itu ada tantangan besar: baterai. Begitu mobil listrik sudah tidak digunakan, baterainya sering dianggap tidak bernilai lagi. Nissan ingin mengubah persepsi itu.


Lahirnya 4R Energy Corporation

Konsep cakupan bisnis 4R kendaraan listrik berbasis baterai. Foto: Nissan 
Konsep cakupan bisnis 4R kendaraan listrik berbasis baterai. Foto: Nissan 

Sebelum Leaf resmi dipasarkan pada Desember 2010, Nissan sudah menggandeng Sumitomo Corporation untuk mendirikan 4R Energy Corporation. Namanya diambil dari empat pilar:

  • Reuse (gunakan kembali)
  • Refabricate (dibuat ulang)
  • Resell (dijual kembali)
  • Recycle (didaur ulang)

Tujuannya jelas: memastikan baterai mobil listrik bisa punya nilai jangka panjang, bahkan setelah tidak lagi dipakai di kendaraan.

CEO of 4R Energy, Eiji Makino bersama mobil listrik Nissan Leaf. Foto: Nissan 
CEO of 4R Energy, Eiji Makino bersama mobil listrik Nissan Leaf. Foto: Nissan 
CEO 4R Energy, Eiji Makino, bilang:"Solusi daur ulang EV harus lebih cerdas daripada biasanya dan memberi manfaat nyata bagi pemilik. Menjadikan mobil tua sebagai besi tua saja tidak cukup."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun