Mohon tunggu...
Jurnalis Advokasi
Jurnalis Advokasi Mohon Tunggu... Jurnalis Advokasi menuju jurnalisme solusi : Pejuang agraria, lingkungan dan HAM

"Temukan benih kemuliaan itu, sejatinya ada dalam dirimu"

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Opini : Rasionalisasi Anggaran Pemkot Makassar, Antara Efisiensi dan Mandeknya Program Fisik

8 Mei 2025   11:38 Diperbarui: 8 Mei 2025   11:49 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasinya (foto ai)

Oleh: Iman Sadewa Rukka 

Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin tengah menghadapi tantangan pengelolaan fiskal yang pelik. Efisiensi anggaran kembali menjadi sorotan utama dalam arah kebijakan tahun berjalan, bahkan dengan kemungkinan besar ditiadakannya program pembangunan fisik hingga akhir tahun 2025.

Dalam rapat koordinasi dan evaluasi lintas OPD yang digelar Selasa (6/5/2025), Appi --- sapaan akrab Munafri --- menegaskan pentingnya rasionalisasi belanja daerah. Ia meminta seluruh perangkat daerah menyelaraskan program kerja agar berdampak langsung kepada masyarakat, dengan menitikberatkan pada sektor prioritas seperti layanan kesehatan dasar, pendidikan, dan infrastruktur esensial.

"Seperti layanan kesehatan primer, peningkatan kualitas pendidikan, dan perbaikan infrastruktur dasar. Disfungsi program harus segera diatasi demi efektivitas pelayanan publik di Kota Makassar," ujar Appi, sebagaimana dikutip dari MakassarToday.com.

Langkah ini tentu dapat dimaklumi dalam konteks keuangan daerah yang terbatas. Namun, kekhawatiran juga muncul di kalangan warga. Beberapa program pembangunan fisik, yang sejatinya menjadi kebutuhan riil masyarakat, terancam tertunda atau bahkan dibatalkan. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Appi yang menyebut adanya program infrastruktur yang tidak memungkinkan untuk diselesaikan sebelum tahun anggaran berakhir.

Menurut salah satu warga Kecamatan Biringkanaya, Rahmat (43), rencana pembangunan drainase di wilayahnya sudah lama ditunggu karena kerap terjadi banjir saat musim hujan. "Kalau ditunda lagi, kami warga yang rugi. Padahal drainase itu penting. Kami sudah sering ajukan proposal," ungkapnya.

Pernyataan warga seperti Rahmat menggambarkan realita di lapangan. Ketika program fisik ditunda demi efisiensi, maka konsekuensinya adalah perpanjangan masalah-masalah mendasar yang sudah lama menghantui warga.

Meski demikian, langkah Pemkot Makassar juga bisa dibaca sebagai strategi untuk menyelamatkan program-program pelayanan dasar agar tetap berjalan optimal. Dalam banyak kasus, pembangunan fisik yang dipaksakan di tengah keterbatasan anggaran justru berakhir dengan kualitas buruk atau proyek terbengkalai.

Wali Kota Appi menyebut bahwa saat ini pihaknya menunggu hasil perhitungan dan evaluasi dari masing-masing OPD hingga tingkat kecamatan dan kelurahan. Tujuannya agar program prioritas benar-benar menyentuh kebutuhan publik secara adil dan merata.

"Artinya ini adalah sesuatu yang kita kedepankan untuk menjaga stabilitas masyarakat yang ada di wilayah paling kecil itu," ujarnya dalam rapat tersebut.

Kini, publik menanti arah konkret dari efisiensi yang digaungkan. Rasionalisasi anggaran bukan hanya soal memangkas belanja, tapi bagaimana Pemkot Makassar tetap mampu menjawab harapan masyarakat, terutama di sektor yang langsung memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Apakah strategi ini akan benar-benar menghadirkan efisiensi yang bermakna, atau justru memunculkan kekecewaan baru akibat program pembangunan yang tak kunjung terealisasi? (Jurnalis-bertasbih)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun