Biduk Tua Mencari Makna "Lagerunal"Â
(Bagian 1)
Oleh : Imam Syafii
Belum genap dua minggu berlalu sejak bergabung di grup para suluh literasi negeri "Cakrawala Blogger Guru", tepatnya 15 Januari 2021. Alam pikir ini sepertinya tiada henti mulai terus mengembara mengarungi luasnya samudera bahasa meski hanya dengan sebuah biduk tua tak berharga.
Dengan penuh keyakinan diiringi untaian kata doa menyebut nama Sang Maha Kuasa, biduk tua pun mulai menuju samudera luas yang penuh lautan kata. Kegembiraan tampak menyelimuti wajah biduk tua saat berada di samudera. Sahdan, terbelalak mata biduk tua saat menatap tajam ke depan tampak fatamorgana samudera yang tak bertepian. Terselip sedikit keraguan hati, "Bilakah biduk tua sampai ketepi?" bisik hatinya
Meski sedikit ragu namun dengan berbekal dorongan kemantapan kalbu, biduk tua pun terus melaju. Melaju tanpa henti melajajahi ragam warna indahnya samudra untuk menemukan makna sebuah kata ukiran pujangga yang menurut dirinya masih sangat asing di telinga.Â
Kata itu "Lagerunal"
Ya, masih terlalu asing bagi seorang biduk tua yang kini ternyata telah berada di samudera. Samudera yang diyakininya menyimpan berjuta harta berharga. Tinta-tinta emas para pujangga yang menyilaukan mata bagi para pecintanya.