Mohon tunggu...
Imam Subkhan
Imam Subkhan Mohon Tunggu... Penulis - Author, public speaker, content creator

Aktif di dunia kehumasan atau public relations, pengelola lembaga pelatihan SDM pendidikan, dan aktif menulis di berbagai media, baik cetak maupun online. Sekarang rajin bikin konten-konten video, silakan kunjungi channel YouTube Imam Subkhan. Kreativitas dan inovasi dibutuhkan untuk menegakkan kebenaran yang membawa maslahat umat. Kritik dan saran silakan ke: imamsubkhan77@gmail.com atau whatsapp: 081548399001

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Apa yang Salah pada Visi-Misi Prabowo-Sandi?

11 Januari 2019   16:05 Diperbarui: 12 Januari 2019   14:17 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno saat acara pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Gedung Komisi Pemilhan Umum, Jakarta, Jumat (21/9/2019). Pasangan Joko Widodo - Maruf Amin mendapat nomor urut satu dan pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mendapat nomor urut dua. (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Oleh karena itu, untuk mencapai visi keluarga yang ideal tersebut, saya dan anggota keluarga harus melakukan langkah-langkah dalam semua aspek kehidupan keluarga. Dan itu akan tertuang di dalam rumusan misi keluarga. Nah itu, sekadar contoh saja.

Semua Komponen Bangsa Harus Terlibat

Jika konteksnya itu organisasi yang besar seperti negara, lalu siapa yang seharusnya merumuskan visi dan misi tersebut? Apakah cukup calon pemimpinnya, dalam hal ini calon presiden dan calon wakil presidennya? Tentu saja tidak. 

Mereka tak mungkin mampu, karena negara begitu luas cakupannya, sementara keahlian mereka terbatas. Oleh karena itu, di dalam merumuskan visi dan misi negara tersebut harus mengundang seluruh komponen bangsa, paling tidak terdiri dari 5 unsur.  

Pertama, dari unsur calon pemimpinnya sendiri. Para capres dan cawapres harus cerdas dan bisa mengemukakan tentang konsep negara di masa depan. Seorang pemimpin harus punya cita-cita untuk membangun negaranya. Bukan hanya sekadar ikut gagasan atau menjiplak orang lain. Kedua, dari unsur para pendiri bangsa ini. 

Tentu saja yang masih hidup atau bisa menghadirkan para penulis sejarah yang bisa menceritakan tentang cita-cita pendiri bangsa. Ketiga, dari unsur pakar atau ahli dari berbagai disiplin ilmu, profesi, dan pengalaman, seperti di bidang hukum, ekonomi, politik, agama, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, pertanian, infrastruktur, teknologi, dan sebagainya. Para pakar ini lebih mengeksplorasi dari sisi konten atau muatan isi untuk dicantumkan pada rumusan misi dan program kerja.

Keempat, dari unsur pengguna, dalam hal ini rakyat. Rakyat dari berbagai perwakilan profesi bisa diajak bicara untuk mengeluarkan unek-unek dan pemikirannya tentang kehidupan berbangsa dan bernegara yang diinginkannya.

Sedangkan unsur kelima, adalah ahli tata bahasa atau ahli sastra. Ahli bahasa ini yang akan menyusun dan merumuskan secara redaksional kata dan kalimat dalam rumusan visi, misi, dan program kerja. Sehingga akan terbaca lebih menarik, simpel, mudah dipahami, dan sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Tentang kebahasaan ini, bisa diundang juga dari para jurnalis, yang terbiasa mengemas judul dan isi berita yang menarik untuk dibaca. Semoga bermanfaat.

Imam Subkhan, penulis buku, pengamat sosial tinggal di Karanganyar   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun