Mohon tunggu...
Imam Rohani
Imam Rohani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pembelajar dan Pengajar

Universitas Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Maafkan Kami, Pahlawan

21 Agustus 2022   10:48 Diperbarui: 21 Agustus 2022   19:31 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agustus, Nasionalisme, dan Kemerdekaan - lampost.co

Kemerdekaan Indonesia, tidaklah datang secara tiba-tiba, tetapi hadir dari perjuangan panjang dengan berjuta karya, kontribusi para pahlawan bangsa. Perjuangan segenap jiwa raga, dan seluruh apa yang dimilikinya, karena mereka sadar hanya ada satu pilihan merdeka dan merdeka.

Mereka para pahlawan telah mengajarkan sebuah makna tentang semangat dan totalitas perjuangan, ekspansi tiada henti bahkan lintas generasi untuk kemerdekaan.

Seyogyanya berekspansi harusnya menjadi ruh dan nafas seluruh anak negeri, karena para pendahulu bangsa telah mengajarkan, untuk maju hanya ada satu pilihan  yaitu ekspansi, karena stay di zona nyaman, adalah awal dari menjadi pecundang.

Istiqomah adalah menghabitkan dari sebuah ekspansi, dan bukan berhenti dalam satu posisi. Namun akan terus bergerak, untuk ekspansi berikut dan berikutnya.

Terlalu banyak kalam yang memberi inspirasi,  motivasi untuk melakukan ekspansi, karena semua keberhasilan tercipta dari ekspansi bukan dari mereka yang bertahan.

1000 ekspansi itu terlalu sedikit, karena Allah telah menetapkan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) [QS. Al-Insyirah: 7], Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. [QS. Al-Hujurat: 13], Sebaik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat untuk manusia lainnya [Hadits].

Mari sejenak kita berkaca ekspansi apa yang telah tertorehkan?, Berapa banyak ekspansi yang telah terselesaikan?. Atau  kita hanya bisa diam, termangu, dan belum ada setapak langkahpun. Hanya sibuk untuk diri sendiri. Oooohh, Maafkan kami, wahai para pahlawan, kami belum bisa seperti mu.

Merdeka.
Wallahu A'lam Bishawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun