Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya Muslim

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mau Tahu Logika Boyolali? Tiru Logika Jokowi

7 November 2018   14:00 Diperbarui: 7 November 2018   14:45 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Entah karena apes atau bejo, Boyolali mendadak tenar. Ketenaran yang sungguh di luar dugaan Seno, si Bupati tukang misuh. Boyolali semakin semrawut saat Bupatinya mengumpat, "Asu!".

Boyolali, sebuah kabupaten yang memanjang mulai dari kaki Gunung Merbabu hingga bersentuhan kulit dengan Sukaharjo dan Surakarta adalah sebuah daerah yang terkenal dengan hasil susu dan tembakau. Di jaman pemerintahan Seno Samodro, petugas partai PDI Perjuangan yang untuk periode kedua kali dirinya menjadi penguasa Boyolali baru mulai berbenah. Kabupaten yang juga dulu dikenal dengan istilah daerah basis PKI.

Istilah daerah basis PKI memang menjadi stigma sekaligus sebuah fakta sejarah. Antek-antek PKI memang bertebaran dulu di daerah gersang dan minus ini. Dan jangan juga heran jika ada para haters Jokowi getol menuding presiden pengumpat "Sontoloyo" ini sebagai anak keturunan PKI. Dan takjub betul, Boyolali mendadak di sukai oleh media massa partisan. Mengerek isu Boyolali seperti upaya mengerek elektabilitas petahana yang kian tersendat-sendat peningkatan persentase keterpilihannya.

"Saya lahir tahun 1961, PKI itu dibubarkan 1965. Artinya saya masih  balita, masih umur 3,5 tahun. Kan enggak mungkin ada balita PKI.  Logikanya enggak masuk," ujar Jokowi sapaan akrab Kepala Negara seperti  dilansir dari laman Setkab. 

Bagi Jokowi, pembubaran sebuah ormas atau organisasi sama persis dengan hari kematian ideologinya. Persis seperti berharap Ismail Yusanto tidak akan lagi berjualan Hizbut Tahrir di Indonesia paska ormas yang dia ikuti dinyatakan sebagai organisasi terlarang di Indonesia. 

Itu sebuah penampakan bangunan logika Jokowi. Bagi penulis, logika Jokowi kental nuansa ke-Boyolali-annya. Sesuai dengan narasi yang dibangun oleh Prabowo bahwa warga Boyolali yang kadung d icap sebagai kelompok marginal yang di gencet oleh realitas bahwa kemiskinan, stagnan dan berlari memunggungi kemajuan. Entah apa yang menjadi rujukan Jokowi mengurutkan argumentasi tentang ke-tidak-PKI-an dirinya dengan mengambil latar tahun kelahirannya. Sebuah pepatah, "jaka sembung megang golok, gak nyambung gob**k".

Memacu kembali Jokowi ke jalur kemenangan di rusak oleh banyak hal.  Semisal isu ESEMKA yang coba "di goreng" kembali oleh cawapres, KH Ma'ruf Amien yang ternyata menjadi blunder besar. Boro-boro sesuai dengan sesumbar  calon no. 01, ESEMKA malahan terjerembab ke dalam lubang hoaks yang  kelam. Kendaraan yang tahun 2014 menjadi kendaraan elektoral Jokowi itu saat ini bahkan menjadi lubang penghisap kejayaan Jokowi.

Ke-Boyolali-an Jokowi memang terlihat sangat terwakili oleh jokes sarkas dari Prabowo. Dua hal yang disasar oleh capres penentang Jokowi tersebut. Pertama adalah mentalitas dan intelektualitas orang Boyalali dan kedua adalah strata ekonomi bagi warga Boyolali yang dianggap tidak akan pernah bisa merasakan matras dengan kualitas premium di Ritz-Carlton Hotel.

Tapi tunggu dulu, apa bisa Jokowi disebut sebagai orang Boyolali? Berdasarkan beberapa rekaman digital presiden suka blusukan dengan motor kustom berharga ratusan juta ini malahan membingungkan publik.

"Ada juga isu Pak Jokowi anak Tionghoa dari Singapura, namanya A Hong  Liong. Bapak saya itu orang Karanganyar, orang desa betul di  Karanganyar. Ibu saya orang desa di Boyolali," ujar Jokowi di Asrama  Haji Bekasi, Jawa Barat, Kamis (31/5) jauh sebelum jokes sarkas Prabowo itu terjadi. Dan kemudian jejak digital ada informasi yang bertentangan dengan pernyataan pertamanya.

"Bapak-ibu saya itu orang desa di Boyolali," kata Jokowi saat memberikan  pengarahan dalam Konsolidasi Tim Kampanye Daerah (TKD) Koalisi Indonesia Kerja Provinsi Banten di gedung ICE BSD, Serpong, Tangerang,  Minggu (4/11)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun