Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kegiatan Pramuka Jadikan Siswa Gila

14 Agustus 2014   18:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:34 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Alkisah, seorang teman ketika duduk di bangku Madrasah Aliyah, sederajat dengan SMA, sangat menyukai kegiatan Pramuka. Semua siswa, guru dan orang kampong di dekat sekolah pun menjuluki temanku itu sebagai siswa yang menyukai kegiatan Pramuka. Saat berlangsung kegiatan belajar mengajar di kelas pun, bila diperlukan untuk kegiatan Pramuka, teman yang satu ini rela meninggalkan kelas untuk ber-Pramuka. Hari Jum'at dan Sabtu peraturan sekolah mewajibkan siswanya seragam Pramuka tanpa dasi/hasduknya. Aneh tapi nyata. Teman yang satu ini seragam lengkap dari topi, dasi, baju, celana dan simbul-simbul lain terkait dengan Pramuka. Teman sejawat sekolah sering berseloroh, teman yang satu ini "Gila Pramuka" dan menggila-gilai dalam kegiatan Pramuka.



Sebagai siswa yang aktif Pramuka, ia selalu menjadi ketua dalam kegiatan apa pun terkait dengan kegiatan Pramuka. Kegiatan yang berupa penguasaan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan-ketrampilan, baris-berbaris, camping, dan kemah tidak pernah ia lewatkan. Undangan sana- sini untuk Pramuka menjadi prioritas utamanya. Pramuka terasa sekali menjadi bagian yang sangat penting baginya. Pernah dalam suatu kesempatan saya iseng bertanya apa gerangan yang menjadikannya menyukai kegiatan Pramuka. Jawabnya singkat, banyak teman dan pengalaman baru serta bisa dapat bermain dengan gembira.



Selain menyukai kegiatan Pramuka, teman yang satu ini mempunyai kelebihan lain yang tidak dipunyai oleh siapa pun yang ada di sekolah itu. Apa itu? Ia mempunyai kesenangan juga tentang klenik, perdukunan yang ternyata sudah banyak orang yang mempercayai kemampuannya itu dibanding dengan orang lain. Ia dipercaya sebagai orang pintar. Orang banyak menghampiri kediamannya untuk banyak keperluan tentang sakit, dan keinginan lain yang dianggap mereka dapat memberikan solusi. Dukunlah singkatnya. Suatu ketika, salah seorang anggota Pramuka kesurupan, ia sendiri yang sanggup menanganinya. Di sela-sela profesi sebagai siswa, ternyata saat itu pun ia mengokohkan profesinya sebagai orang pintar sambil dapat menyodorkan jampi-jampi yang diraciknya sendiri. Kreatif memang, mungkin dari pengalaman yang diperolehnya dari kegiatan Pramuka itu ada saja inspirasi kreatifnya.



Usai menamatkan pendidikannya di Madrasah Aliyah, ia melanjutkan pendidikan di salah satu PTAIN ternama di Yogyakarta. Diambilnya Fakultas sesuai arah dengan pendidikan sebelumnya. Anehnya, saat duduk dibangku pendidikan tinggi itu ia tidak lagi menggandrungi kegiatan Pramuka. Padahal, di perguruan tinggi tersebut ada kegiatan intra kampus kepramukaan yang sangat dinamis dan banyak kegiatan. Suatu saat teman-teman berkabar juga menanyakan teman yang satu ini masih gilakah dengan kegiatan Pramuka. Anehnya lagi salah satu teman lain yang dulunya sangat tidak menyukai dan bahkan sering mengejek sejawat gila Pramuka malah di perguruan tinggi sangat aktif bahkan sampai menjadi ketua Pramuka pada kegiatan intra kampus tersebut. Sebaliknya sang dukun tidak lagi gila Pramuka dan malah mendukini banyak orang, di mana pasiennya datang dari segala penjuru, bahkan ia sempat mengangkat beberapa murid yang menjadi asisten praktik yang dibukanya.



Tergolong cepat teman yang berprofesi, kata orang sebagai dukun itu, dapat menyelesaikan kuliahnya, dan berlanjut pulang kampong hingga kini menetap di tempat kelahirannya. Profesi sebagai guru, kiai sekaligus kreatif meracik jamu-jamuan untuk para pasiennya dengan marketing yang bagus nampaknya kini berkembang lebih pesat lagi. Sebagian hasil praktiknya itu, ia dapat menamatkan, dan meraih pendidikan tertingginya bertitel Doktor dan Master berkat profesi dan jamuan yang dijual umum di seputaran daerah Surabaya ke barat.



Tidak hanya itu yang menjadikan saya sendiri menaruh simpati pada gerak langkahnya itu. Utamanya adalah terkait kiatnya membangun lembaga pendidikan Islam di kampungnya itu. Kini hampir sudah lima belas tahun lebih berhasil mendirikan pesantren, MTs, Aliyah, dan pada jangka dekat ini akan dilanjutkan pendidikan tinggi. Sesuatu yang masih saya ingat, bahwa kegiatan yang ia lakukan dulunya dianggap remeh dan mengada-ada, bahkan tidak jarang banyak teman, tetangga, dan orang lainnya menganggapnya sebelah mata. Manakala Allah berkehendak lain, tentu siapa pun tidak ada yang dapat meremehkannya.




Kisah ini, saya melihatnya dari kegiatan Pramuka yang pernah digeluti sejak masa belia, dari SD, MTs, dan Aliyah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Pendidikan tinggi disiasatinya sebagai ladang transformasi praktisnya, diolahnya sebagai ladang subur untuk mewujudkannya. Saya yakini karakteristik kegiatan Pramuka itu mewarnai fikiran, sikap, tindakan untuk meraih impiannya. Tentu semua itu berpulang pada individu masing-masing. Komitmen, integritas, istiqomah, dan selalu berbuat akan memberikan sesuatu yang lain sebagai berkah dalam kehidupan.

Dirgahayu Pramuka. Salam Pramuka. Wallahu a'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun