Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sufi Asketik Umbu Landu Paranggi

21 April 2021   00:39 Diperbarui: 21 April 2021   03:08 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antitesis dalam sajak ‘melodia’ kesetiaan Umbu mengurai damai: karena kesetiaanlah maka jinak mata dan hati pengembara/dalam kamar berkisah, taruhan jerih memberi arti kehadirannya/membukakan diri, bergumul dan merayu hari-hari tergesa berlalu/meniup seluruh usia, mengitari jarak dalam gempuran waktu/takkan jemu-jemu napas bergelut di sini, dengan sunyi dan rindu menyanyi/dalam kerja berlumur suka duka, hikmah pengertian melipur damai.

Sebagai penyair, Umbu mengimani kata-kata dan bertuturnya, baik dalam dialog-dialog ringan, pidato dan karya sastra, selain sarat juga menguasai retorika komunikasi. Pada kalangan santri menyebutnya ia komunikator bermaqom jauhar maknun: yakni gaya komunikasi Umbu berisi ilmu ma’ani, bayan, dan badi’. 

Dengan ilmu ma’ani Umbu selalu menyampaikan ide dan gagasannya ke dalam sebuah kalimat yang sesuai dengan kondisi audiens dan di mana audiens mengelilinginya. 

Kemampuan ilmu bayan Umbu bagaimana cara mengungkapkan suatu ide dan gagasan dengan berbagai macam gaya bahasa sastra yang bersifat imajinatif. Ketakjuban dengan ilmu Badi’ Umbu sehingga begitu selektif memperindah kalimat-kalimat dalam karyanya, baik dari aspek makna, maupun susunan kalimat dalam konteksnya.

Ketiga retorika komunikasi itu tersirat jelas pada sajak ‘ibunda tercinta’ yang terbaca merangkum perspektif psikologis, sosiologis, dan religi, “perempuan tua itu senantiasa bernama: cinta kasih sayang, tiga patah kata purba/di atas pundaknya setiap anak tegak berdiri/menjangkau bintang-bintang dengan hatinya dan janjinya. Karenanya, dalam setiap kali pertemuan, audiens berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang yang terasa tidak kesulitan menangkap gagasan yang disampaikan. Ia pulang mereka raih piwulang.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun