Mohon tunggu...
Imam Mashudi Latif
Imam Mashudi Latif Mohon Tunggu... Universitas Darul 'Ulum Jombang

Menyukai bacaan-bacaan ringan untuk dikembangkan sebagai ide tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjaga Lisan demi Keselamatan, Tanggung Jawab Moral Pejabat Publik

31 Agustus 2025   16:30 Diperbarui: 1 September 2025   08:44 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Al-Rasikh - UII)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali berinteraksi dengan berbagai orang melalui percakapan. Di tengah derasnya arus informasi dan sorotan publik yang semakin tajam, menjaga lisan bukan hanya perkara etika, tetapi merupakan kebutuhan esensial, terutama bagi seorang pejabat publik. Ucapan seorang pejabat bukan sekadar ungkapan pribadi, melainkan cerminan dari institusi yang mereka wakili. Setiap kata memiliki bobot politis dan sosial, yang jika tidak dijaga, bisa berdampak luas terhadap stabilitas, kepercayaan publik, bahkan keselamatan diri dan orang lain.

Menjaga lisan dengan cara diam merupakan salah satu tanda keimanan. Nabi Muhammad menyatakan bahwa orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata yang baik atau diam. Ada juga peringatan bahwa keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan. Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa menjaga lisan penting demi keselamatan seseorang. Lisan dan hati bisa menentukan selamat tidaknya seseorang.

Ucapan Pejabat Publik

Pejabat publik berada dalam posisi strategis yang menuntut kehati-hatian tingkat tinggi dalam berbicara. Sebuah pernyataan yang tergesa, bias, atau menyinggung kelompok tertentu dapat memicu polemik, memperkeruh suasana sosial, bahkan memperuncing konflik yang sebelumnya samar. Dalam beberapa kasus ekstrem, kesalahan lisan dapat berujung pada ancaman hukum, kekerasan, kekacauan, hingga runtuhnya karier politik.

Menjaga lisan bukan berarti membungkam pendapat atau mengorbankan transparansi, tetapi lebih kepada memilih diksi yang tepat, berbicara berdasarkan data, serta memperhatikan konteks sosial dan budaya. Seorang pejabat publik harus sadar bahwa mereka tidak sedang berbicara untuk diri sendiri, tetapi mewakili kepercayaan rakyat yang telah diberikan melalui mekanisme demokrasi.

Lebih dari itu, lisan yang dijaga dengan baik adalah bentuk perlindungan terhadap martabat pribadi dan institusi. Pada era digital, rekam jejak bisa diabadikan dan viralitas bisa tidak terkendali. Satu ucapan yang tidak bijak dapat menghancurkan reputasi yang dibangun bertahun-tahun. Keselamatan di sini bukan hanya dalam arti fisik, tetapi juga keselamatan politik, sosial, dan moral.

Karena itu, penting bagi setiap pejabat publik untuk menjadikan kehati-hatian dalam berbicara sebagai bagian dari integritas. Ucapan pejabat publik merupakan bagian dari kekuasaan. Bila tidak dijaga dengan baik, kekuasaan bisa menjadi bumerang yang mengancam, bukan hanya dirinya, tetapi juga masyarakat luas.

Cara Menjaga Lisan

Semua orang, apa pun profesinya, harus bisa mengendalikan lisannya. Menjaga lisan tidaklah mudah, tetapi dengan niat yang kuat dan kesadaran, kita dapat mengendalikan ucapan kita. Berikut beberapa cara efektif untuk menjaga lisan.

  • Zikir dan doa. Memperbanyak zikir dan doa agar lisan selalu berada dalam kondisi yang baik dan dijauhkan dari perkataan yang tidak bermanfaat.
  • Berpikir sebelum Berbicara. Menyempatkan diri untuk berpikir terlebih dahulu sebelum mengucapkan sesuatu. Hal ini dapat mencegah ucapan yang menyesatkan atau menyakiti orang lain.
  • Membiasakan diam. Membiasakan diri untuk diam dapat mengurangi peluang terjadinya ucapan yang tidak bermanfaat atau berdosa.
  • Menghindari topik-topik negatif. Menjauhi pembicaraan tentang hal-hal yang dapat memicu dosa atau kebatilan, seperti maksiat, fitnah, dan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam.
  • Membangun lingkungan yang positif. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan menjaga lisan, sehingga dapat saling mengingatkan dan mendukung dalam menjaga ucapan.

Menjaga lisan adalah aspek penting dalam Islam yang berdampak langsung pada keselamatan dan keberkahan hidup kita. Dengan mengendalikan ucapan, kita tidak hanya melindungi diri sendiri dari berbagai dosa dan bahaya, tetapi juga membangun hubungan yang lebih harmonis dengan sesama.

Dengan niat yang ikhlas dan usaha yang konsisten, kita dapat mengatasi tantangan dalam menjaga lisan dan meraih keselamatan yang dijanjikan oleh Allah SWT. Mari kita mulai dari diri sendiri, mengendalikan ucapan, dan menjadikan lisan kita sebagai alat untuk kebaikan dan keberkahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun