Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Praktisi pendidikan inklusif, penyintas disleksia-ADHD. Pendiri Homeschooling Rumah Pipit

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

ADHD Membuat Hidup Sibuk, 4 Cara Bertahan dan Bangkit

22 Agustus 2025   11:18 Diperbarui: 22 Agustus 2025   11:18 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"ADHD Membuat Hidup Sibuk, 4 Cara Saya Bertahan dan Bangkit"

Diagnosis ADHD Saja Tidak Akan Mengubah Hidup Anda

Saya pertama kali didiagnosis disleksia dan ADHD ketika berusia 9 tahun. Di ruang tunggu klinik itu, saya hanya anak kecil yang bingung. Saya tidak benar-benar paham apa arti dua kata panjang yang baru saja disebut dokter. Yang saya tahu, saya berbeda.

Di sekolah, perbedaan itu membuat saya merasa seperti "murid tiri negara." PR matematika selalu berakhir dengan amarah guru. Membaca nyaring di kelas adalah mimpi buruk; huruf-huruf seolah menari, berputar, lalu hilang. Saya sering menunda mengerjakan tugas hingga menit terakhir bukan karena malas, tapi karena otak saya seperti menolak bekerja di luar tekanan.

Diagnosis itu sendiri tidak mengubah apa pun. Saya tetap pulang dengan rapor penuh merah, tetap diejek teman, tetap dianggap "anak bodoh." Bertahun-tahun kemudian saya sadar: diagnosis hanyalah pintu masuk. Yang mengubah hidup adalah langkah-langkah kecil setelahnya.

Inilah empat "alat" yang membantu saya bertahan dan akhirnya menemukan cara hidup dengan ADHD.

1. Kesadaran Diri : Belajar Melihat Diri Apa Adanya

Menurut Dr. Russell Barkley, pakar ADHD dunia, ADHD bukan sekadar sulit fokus, melainkan gangguan pada executive function cara otak mengatur waktu, emosi, dan prioritas. Saya merasakannya setiap kali harus mengerjakan PR. Alih-alih memulai, saya sibuk menajamkan pensil, mengatur buku, atau tiba-tiba ingin menggambar.

Kesadaran diri datang saat saya mulai jujur pada diri sendiri: "Saya memang berbeda, dan itu tidak salah." Sejak itu saya mencoba cara baru. Saya mulai menggunakan timer kecil 10 menit kerja, 5 menit istirahat. Ajaibnya, PR yang dulu terasa seperti monster kini lebih bisa saya hadapi, sedikit demi sedikit.

2. Rutinitas : Jangkar di Tengah Pikiran yang Kacau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun