Desa pengonak merupakan salah satu dari beberapa Desa yang baru saja definitif di tahun ini setelah sebelumnya termasuk dalam bagian dari Desa Ganti. Desa ini terletak di Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah. Pada Pemilihan Kepala desa (Pilkades) mengumumkan Rekan Ria Jaya selaku Kepala Desa terpilih selama 8 tahun kedepan yang dihitung sejak hari pelantikan nya.Â
Dibawah pemerintahan Kepala Desa Rekan Ria Jaya, Dia mengadakan Perayaan Hari Jadi Desa Pengonak. Acara ini merupa momentum yang istimewa bagi masyarakat untuk merayakan kebersamaan. Hari dimana seluruh masyarakat mengingat dan mengenang kembali perjuangan yang telah dilewati dalam membangun sebuah desa. Selain itu, perayaan tersebut juga menjadi rasa syukur masyarakat desa atas segala bentuk pencapaian yang telah diraih selama Desa tersebut berdiri.
Acara perayaan Hari Jadi Desa Pengonak sudah mulai berjalan sangat meriah. Acaranya dimulai dengan penggelaran salah satu warisan turun temurun masyarakat suku sasak yaitu Presean. Dalam pelaksanaanya acara ini diikuti oleh berbagi elemen masyarakat baik dari Desa Pengonak maupun dari luar Desa Pengonak. Acara berjalan dengan kondusif karena sejak pembukaan padaa tanggal 22 sampai 25 september ini tidak ada terjadi keributan. Meskipun Presean ini adalah ajang untuk menunjukan kekuatan fisik dan strategi bertarung tapi tidak ada dendam dan emosi yang dibawa ke luar arena.
Dalam konteks Perayaan Hari Jadi Desa, Presean ini tidak hanya dipandang sebagai sebuah hiburan, tetapi juga sebagai sarana pelestarian budaya leluhur. Sehingga dengan kehadiranya ini, anak cucu kita yang terlahir di zaman yang serba modern ini dapat menyaksikan warisan budaya dari para leluhurnya, sekaligus menjaga agar warisan ini tidak luntur ditelan zaman.
Presean sebagai identitas budaya sasak
Presean sudah menjadi budaya yang melekat dan tidak terpisahkan dari kalangan masyarakat suku sasak hingga sekarang. Dulu pada awalnya, presean ini dilakukan oleh para prajurit kerajaan yang akan berperang guna untuk menyeleksi petarung (pepadu) untuk bertarung di garis depan. Akan tetapi, penggelaran presean di zaman sekarang ini hanya ditemukan pada hari-hari tertentu misalnya perayaan 17 Agustus, Festival Budaya ataupun Perayaan Hari Jadi Desa seperti yan diadakan di Desa Pengonak.
Dalam pelaksanaannya, Presean mempertemukan antara dua pepadu yang akan beradu kekuatan dan ketangkasan di tengah arena dan dipandu oleh dua 3 juri selama pertarungan. Satu juri yang berada di tengah dinamakan pekembar tengah dan dua juri yang berada di pinggir lapangan yang berhadapan di sebut pekembar pinggir. Pekembar tengah bertugas untuk mengawasi pertarungan dan menentukan menang dan kalahnya. Sedangkan pekembar pinggir bertugas untuk memilih para pepadu yang akan saling berhadapan.
Selain adanya wasit yang mengawasi, pepadu juga akan dikenakan kain husus sebelum mulai bertarung. Pakaian tersebut yaitu sebuah kain yang dililitkan di kepala di sebut sapuq dan untuk menutupi celana dikenakan kain seperti sarung yang disebut dodot atau bebet . Dan di bagian tubuh pepadu mulai dari pinggang hingga ke lehernya tidak mengenakan pakaian apapun. Pepadu juga tentunya akan dibekali dua buah senjata yaitu Ende dan Penyalin. Ende berfungsi seperti perisai yang digunakan untuk menangkis serangan lawan. Sedangkan Penyalin berfungsi seperti pedang yang digunakan untuk menyerang lawan.
Jika dilihat dalam prakteknya, penampilan dari pepadu nampak seperti petarung yang siap untuk turun dalam peperangan. Para pepadu tampil dengan gagahnya, dan menunjukan kekuatan nya dalam menghadapi musuh. Sehingga tidak heran jika Presean ini menjadi ajang untuk mencari calon petarung tangguh yang akan menghadapi musuh di barisan depan padaa zaman dulu.
Semarak di lapangan