Mohon tunggu...
Imam Uddin Hanief
Imam Uddin Hanief Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya ingin berbagi melalui tulisan dan pengalaman

Traveler, Nulis sesukanya, bukan hobi tapi hanya berbagi, hanya sekedar manusia yang ingin lebih berkontribuasi untuk negeri

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ini Mbak Dompetnya Mau Kita Balikin, Kami Bukan Pencuri

15 Desember 2012   13:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:36 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyaknya pemberitaan kejahatan, penipuan, pembiusan, dkk-nya di media beberapa tahun ini menyebabkan semua orang harus waspada, saking waspadanya mungkin saat ini banyak yang menaruh curiga ke orang-orang disekitarnya, terutama ke orang yang belum dikenal. Tentu ada sisi negatif yang ditimbulkan, ada kalanya dengan rasa curiga berlebihan kita jadinya ga bisa ngliat dan membedakan mana orang yang baik beneran. Seperti kisah berikut ini (true story).

Pagi ini, seperti biasa, ibuk bersih-bersih halaman samping rumah. Eh, ga taunya di atas tumpukan balok kayu, ada dompet cewek tergeletak. Dikiranya mainan adikku yang cewek, ternyata setelah dibuka, "ini bukan mainannya adikku, ada isinya, ini dompet beneran", gumam ibuk dalam hati. Ibuk langsung mikir, mungkin dompet ini habis dikuras uangnya dan dibuang sama yang nyuri di halaman samping rumah. Halaman samping rumah emang langsung bersebrangan dengan fasilitas umum. Di sebrang rumah berdampingan dengan mushola, hanya tembok bata setinggi 2 meter yang membatasinya, luasnya sekitar 1,5 x 10 meter. Di bagi dua bagian, bagian depan bertumpuk balok-balok kayu bekas perbaikan rumah dan belakang tempat jemuran. Dengan kondisi seperti itu boleh dibilang halaman samping rumah ini rawan jadi tempat orang buang apapun sembarangan karena kondisinya ya emang bener-bener terbuka, biasanya sih cuma dipakai kucing-kucing tetangga buat bermain ataupun memadu kasih.

(Kembali ke dompet)

Ibuk langsung cerita ke bapak dan aku perihal dompet yang barusan ditemukannya. "Dompet ini dibuang sama yang nyuri di samping rumah & nampaknya baru ada disana hari ini, karna kalau sudah ada sejak kemarin pasti basah kuyup kena hujan badai", ujar ibuk. Bapak pun hanya mengiyakan. Dan langsung bersama ibuk memeriksa identitas pemilik dompet biar bisa langsung dikembalikan. Ternyata dompet itu milik seorang cewek kelahiran sulawesi tapi kuliahnya di surabaya. So, yang ada alamat rumah di sulawesi, ga mungkin kita balikin ke sulawesi. Bukan bermaksud jelek, tapi pencarian diteruskan buat nyari nomor telpon yang mungkin bisa dihubungi dan akhirnya ketemu juga. Aku pun bilang kalau langsung saja dihubungi nomor itu, tapi bapak bilang harus dilaporkan dulu ke polisi. "Dulu ada teman bapak juga yang nemu kayak gini, bermaksud balikin langsung ke korbannya, eh malah temen bapak ini dituduh yang nyuri", jelas bapak. Waduhhh... Kok repot gini ya. Akhirnya diputuskan untuk melaporkan penemuan ini ke polisi dulu. Kebetulan ada tetangga yang jadi polisi. Tapi beliau baru bisa ditemuai sore.

...menunggu waktu sore....

Sekitar jam 17.00, bapak langsung melaporkan penemuan itu ke rumah pak polisi dan pak polisi langsung merekomendasikan untuk menghubungi nomor yang ada di dompet. Sesampai dirumah, karena merasa sudah lapor dan ada saksinya dari pak polisi, langsung saja bapak nelpon nomor yang ada di dompet itu. Telepon ternyata langsung nyambung, dan tanpa basa-basi bapak mulai penjelasan perihal dompet yang ditemukan ibuk, tapi hanya beberapa detik dan belum sampai selesai penjelasan, telepon ditutup. Lha ini mau dikembaliin dompetnya kok malah ditutup. Akhirnya bapak mitusin buat jelasin pake sms. Ditunggu lama, ternyata sms ga dibalas juga, ditelpon lagi malah dinon-aktifkan.
Bapak sih cuma bilang, "mungkin dikiranya kita penjahat yang minta tebusan buat dompetnya (halah bapak ngayal tingkat tinggi, pikirku), makanya cewek itu takut buat ngangkat telepon atau balas sms". Ya sudah akhirnya diputuskan dompet itu diserahkan ke polisi biar polisi yang nangani sendiri.

Susah emang jadi orang baik di jaman serba curiga sekarang. Tapi jangan sampai berhenti berbuat baik ke semuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun