Mohon tunggu...
Imam Mudin Zaqi
Imam Mudin Zaqi Mohon Tunggu... Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga

22104080008 : Mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang tertarik pada dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Seni

Anak Sekolah Dasar Ternyata Mampu Dengan Mudah Berkolaborasi Bersama Mahasiswa dalam Pagelaran Seni

1 Juni 2025   16:11 Diperbarui: 1 Juni 2025   16:11 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagelaran Seni Kaladarshana 2025 yang diselenggarakan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sukses digelar pada Senin, 26 Mei 2025. Acara ini merupakan bagian dari tugas akhir mata kuliah Seni Budaya dan Prakarya (SBDP) dan menjadi agenda tahunan yang selalu dinanti oleh mahasiswa maupun masyarakat umum. Tahun ini, Kaladarshana mengangkat tema "Luhuring Budaya, Gumantining Panguripan" yang berarti kemuliaan budaya, kejayaan kehidupan. Tema tersebut dipilih sebagai bentuk refleksi terhadap pentingnya pelestarian budaya di tengah arus modernisasi yang semakin deras. Melalui seni, mahasiswa PGMI berupaya menyampaikan pesan toleransi, persatuan, dan kreativitas lintas generasi dan institusi.

Rangkaian kegiatan dimulai sejak pukul 13.00 WIB dengan pelaksanaan workshop seni yang diikuti oleh mahasiswa dan beberapa peserta undangan. Workshop ini menghadirkan tiga pemateri dari institusi berbeda: dosen seni dari PGMI UIN Sunan Kalijaga, UIN Salatiga, dan STPI Bina Insan Mulia. Para pemateri menyampaikan berbagai teknik dasar dan pendekatan dalam seni rupa, seni pertunjukan, serta pentingnya menjadikan seni sebagai sarana pendidikan karakter. Workshop berlangsung hingga pukul 15.00 dan menjadi bagian inovatif dari Kaladarshana tahun ini. Sebelumnya, pada edisi tahun lalu, workshop seperti ini belum pernah dilaksanakan, sehingga menambah dimensi edukatif dalam penyelenggaraan kegiatan.

Selain workshop, panitia juga menyelenggarakan pameran seni yang dibuka sejak pagi hari. Pameran ini menampilkan berbagai hasil karya mahasiswa PGMI, seperti topeng tradisional, lukisan bertema pendidikan dan sosial, serta poster-poster yang memuat pesan moral dan kritik. Tidak hanya karya mahasiswa, beberapa kaligrafi milik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan juga turut dipamerkan. Pameran ini memberikan ruang apresiasi terhadap seni visual dan memperlihatkan bahwa mahasiswa PGMI tak hanya unggul dalam seni pertunjukan, tetapi juga mampu berkarya di ranah seni rupa.

Pameran Seni Kaladarshana 2025 (sumber: dokumen pribadi)
Pameran Seni Kaladarshana 2025 (sumber: dokumen pribadi)

Acara utama dimulai pada pukul 16.00 WIB dengan sesi persiapan teknis, dan secara resmi dibuka pada pukul 16.15. Tak lama setelah itu, tepat pukul 16.20, drama pembuka ditampilkan oleh kolaborator dari STPI Bina Insan Mulia. Pementasan awal ini berhasil membangun suasana sekaligus mengundang antusiasme penonton yang mulai memenuhi ruangan. Setelah jeda salat maghrib dari pukul 17.40 hingga 18.00, acara dilanjutkan dengan penampilan inti yang terdiri dari tiga pementasan drama oleh mahasiswa PGMI angkatan 2023.

Drama pertama berjudul Malin Kendang, disajikan dengan kolaborasi bersama SD IT Ukhuwah Islamiyah. Dalam drama ini, seorang siswi dari sekolah tersebut membawakan lagu yang berhasil menyentuh emosi penonton. Drama kedua, Si Pahit Lidah, melibatkan grup nyanyian dari UIN Salatiga serta kelompok tari dari MI Al-Islamiyah Grojogan. Kolaborasi ini menampilkan kekompakan antara seni vokal dan gerak tari dalam satu pertunjukan yang harmonis. Drama ketiga, Lutung Kasarung, kembali menggandeng UIN Salatiga yang menampilkan dua tarian berbeda untuk memperkuat suasana cerita. Ketiga drama ini memperlihatkan kerja keras mahasiswa dalam berlatih dan mengemas pertunjukan dengan kualitas yang tidak kalah dari pementasan profesional.

Penutupan acara berlangsung mulai pukul 21.00 hingga 22.00, ditandai dengan inagurasi dan ucapan terima kasih dari panitia kepada seluruh pihak yang terlibat. Seluruh rangkaian acara dilaksanakan di gedung Militaire Societeit, Taman Budaya Yogyakarta, yang berbeda dari penyelenggaraan tahun lalu yang menggunakan Concert Hall. Meskipun kapasitas lebih kecil, suasana di gedung ini terasa lebih intim dan cocok untuk pertunjukan berskala mahasiswa. Perbedaan lainnya juga tampak pada harga tiket. Tahun lalu, tiket dijual seharga Rp20.000, sedangkan tahun ini menjadi Rp30.000. Kenaikan tersebut disertai dengan fasilitas tambahan berupa photobooth dengan fotografer profesional, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Dalam wawancara bersama ketua panitia, Farhan Ahmad Syarif, terungkap beberapa kendala yang dihadapi selama persiapan dan pelaksanaan acara. Farhan mengakui adanya kurangnya keseriusan sebagian panitia meskipun telah diberi arahan melalui briefing. Selain itu, di akhir acara, beberapa panitia meninggalkan tugas mereka sebelum acara benar-benar selesai. Hal ini disebabkan oleh miskomunikasi internal dan minimnya literasi organisasi dalam manajemen acara. Farhan menyampaikan bahwa kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi penting untuk pelaksanaan kegiatan di masa depan.

Wawancara Bersama Ketua Panitia kaldarshana 2025 (sumber: dokumen pribadi)
Wawancara Bersama Ketua Panitia kaldarshana 2025 (sumber: dokumen pribadi)

Farhan juga menyampaikan kesan dan pesan terkait Kaladarshana 2025. Ia menyebut bahwa secara umum acara berjalan memuaskan dari berbagai aspek dan telah menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Ia berharap agar kolaborator ke depannya semakin banyak dan panitia dapat menggandeng lebih banyak sponsor untuk mendukung acara. Ia menekankan bahwa jika panitia benar-benar berniat, maka acara ini bisa dikembangkan menjadi lebih besar dan berdampak lebih luas.

Pagelaran Seni Kaladarshana 2025 bukan hanya panggung seni biasa, melainkan bentuk nyata kolaborasi, kreativitas, dan dedikasi mahasiswa PGMI dalam menghadirkan pertunjukan berkualitas. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa seni mampu menjadi media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan pendidikan kepada masyarakat luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun