Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya muslim

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Melankolia Penebusan Sang Juru Selamat

24 Desember 2014   23:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:31 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pilatus bertanya lagi, dengan mimik sungguh-sungguh memaksakan tudingannya.

"Engkaukah raja orang Yahudi?"

Pria na'as itu tetap tidak bergeming, mukanya masih tetap menunjukkan betapa dirinya bukan yang mereka maksudkan. Pilatus berputar dan melihat kembali wujud pria kumal berdebu tersebut. Tidak tampak sekali wajah yang menunjukkan semangat penyebaran.

Malam itu, Jumat 6 April 30 Masehi, Pilatus memastikan bahwa tidak ada sedikit sisa-sisa pembangkangan di hadapan pemuka yahudi. Pria na'as itu akhirnya hentak oleh rasa sakit saat dipaksa berjalan dari Petrorium Romawi sampai bukit Golgota

Malam yang panjang,..sangat panjang. Angin yang menindih dengan segenap perih yang menyengat saat bantalan tanganya meneteskan darah. Desiran angin merambah mukanya.

"Tuhan..."


Dia terbatuk, giginya yang sebagian goyang karena dihantam oleh gagang tombak pasukan Romawi menyisakan perih menderu.

"Tuhan, Tuhanku, wahai Engaku Tuhanku....mengapa Engkau tasbihkan aku dalam rasa sakit dan kesendirian dan Engkau melacurkan kebenaran yang aku sunggi selama ini. Mengapa Engkau berpaling dariku."

Para Yahudi berpacu dengan Sabat yang akan memenjarakan keduniaan mereka. Segenap kegaduhan berlanglang buana. Tinggal 2.5 jam lagi waktunya. Mereka gundah!

"Pilatus, tidakkah engkau merasa perlu memastikan dia untuk kematiannya, patahkan dan remukkan tulang tempurungnya itu."

Mereka menunjuk ke arah kayu yang menjadi sandaran antara perih di tangan dan rasa kelu yang sangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun