Mohon tunggu...
Moh. Ilzam Nuzuli Taufik
Moh. Ilzam Nuzuli Taufik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Institut Agama Islam Ngawi

respecting everyone, whoever they're

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Profesionalitas dalam Berorganisasi

3 Oktober 2023   03:23 Diperbarui: 4 Oktober 2023   07:02 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Rapat png |  PNGWing)

"Di dalam organisasi kita menjadi lawan, tapi di luar organisasi kita menjadi kawan"

Demikian statement dari kawan seperjuangan saya Ketika kita masih duduk di bangku MA dulu. Setelah melihat para Siswa Madrasah Aliyah Nurul Jadid Sejati (MANJS) dimana tempat saya mengajar, mengingatkan kepada saya tentang sebuah pengalaman ketika ikut Organisasi dulu. Begitu kerasnya didikan dari senior saya dalam mengemban posisi saya sebagai organisator muda dulu. Sebuah perjuangan, pengorbanan, aneka tudingan, hingga terjadi pertikaian dengan teman saya sendiri dalam ber-organisasi. tapi bagaimanapun juga, seorang organisator harus seprofesional mungkin dalam menjalankan tugas organisasi, harus tahan akan panasnya cacian yang di tuturkan oleh teman sendiri, harus siap lelah, karena itu semua menjadi konsekuensi bagi para organisator.

Perlu kita ketahui Bersama terkait Organisasi yang sering disalahpahami oleh orang-orang dalam persepsi mereka. Oganisasi bukan hanya sebuah nama yang didalamnya terdapat beberapa orang, sedangkan menjalaninya secara individual. Tapi sejatinya organisasi merupakan satu-kesatuan yang terdiri dari berbagai orang dalam sebuah perkumpulan untuk mencapai kepada tujuan Bersama, meskipun memiliki cara dan karakter yang berbeda-beda. Bisa kita analogikan dengan tukang bangunan yang membangun sebuah bangunan. mereka mungkin mempunyai cara yang berbeda dalam membangun, tapi tujuan yang dimilikinya ialah sama, yaitu berdirinya sebuah bangunan yang kokoh.

Tanpa kita sadari Bersama bahwa dalam ber-organisasi kita akan mendapatkan banyak hal yang tidak akan kita dapatkan di bangku sekolah. Di antaranya seperti idealisme, solidaritas, kedewasaan, pengalaman, dan lain sebagainya. Selain itu organisasi juga bisa menjadi wadah untuk melanjutkan petualangan di kancah nasional bagi seluruh organisator muda. Tidak berhenti di situ, dengan ber-organisasi kita juga bisa belajar meyampaikan sebuah gagasan dan bagaimansa cara mengimplementasikannya. Maka dari itu, Orang yang ber-organisasi berbeda dengan orang yang tidak ber-organisasi, lebih-lebih untuk santri. Sebagaimana yang sudah dicantumkan dalam lima panca kesadaran santri di pondok saya dulu (Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo), tepatnya di nomor 3 yaitu kesadaran ber-organisasi. begitu menekannya pondok saya dulu kepada santri untuk ikut dalam berorganisasi, karena dengan ber-organisasi akan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan hidup Ketika sedang bermasyarakat nantinya. Hal tersbut saya ingat kepada dawuh kiai saya, KH. Zaini Mun'im, beliau adalah pendiri dan pengasuh pertama pondok Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Beliau pernah berdawuh "saya tidak rela kalau santri saya tidak berjuang di masyarakat". Mungkin dengan begitu saya sendiri dan seluruh santri Nurul Jadid termotivasi dengan dawuh beliau, bahwa ber-organisasi itu sangat penting sebagai persiapan menghadapi tantangan hidup di kemudian hari.

Namun yang menjadi perbincangan hangat kita pada kali ini, apakah dari kita sudah memenuhi kriteria sebagai selayaknya organisator?, jawabannya ada di dalam diri kita masing-masing, apakah kita sudah menyadarinya atau masih tidak sampai kepada pemikiran seperti itu. Kriteria yang di maksud di atas ialah berupa profesionalitas, bekerjasama di antara satu pihak dengan pihak yang lain, dan berkomitmen dalam menjalankan tugas organisasi. bukti nyatanya yang sudah kita lihat masih ada sebagian anggota dari organisasi itu sendiri lalai atau mungkin lupa terhadap tanggung jawab yang diembannya.

Setiap Organisasi pasti akan menghadapi dan mengalami permasalahan di dalam menjalankannya, maupun itu permasalahan dari internal organisasi itu sendiri, atau mungkin permasalahan diri sendiri dan disangkut pautkan ke dalam urusan organisasi. Seperti contohnya ketika kita memiliki permasalahan dengan teman kita sendiri atau mungkin benci dengan teman kita itu, sedangkan kita menggunakan organisasi kita sebagai wadah untuk melampiaskan itu semua. dan juga sebaliknya, ketika kita sedang menjalankan tugas dalam organisasi, kita harus peka bagaimana cara kita memperlakukan teman kita di dalam ranah organisasi dengan di luar ranah organisasi. Jika kita tidak bisa membedakannya, apakah dengan cara seperti itu kita akan disebut profesional?. Tentunya hal itu sudah menjadi kesalahan yang sangat fatal dalam ber-organisasi.

Maka dari itu, kita sebagai organisator muda harus mengetahui kode etik dalam ber-organisasi,  harus bertanggung jawab penuh dalam menjalankan tugasnya, harus bisa memposisikan teman di dalam tempatnya, harus memberikan Tindakan yang semestinya kepada teman sendiri ketika ia melanggar aturan yang sudah di tetapkan Bersama. jika seandainya dari pihak internal sendiri melanggar aturan yang telah dibuatnya, maka di saat itulah keprofesionalan kita sedang di uji, apakah aturan itu juga berlaku untuk kita sendiri sebagai anggota organisasi, atau tidak berlaku, atau mungkin berlaku tapi dari kita sendiri lebih mengandalkan ego kita untuk tidak mendapatkan sanksi atas pelanggaran tersebut. Tapi sejatinya organisator muda harus siap mengambil konsekuensi dalam bertindak, jika aksi yang dipaparkannya itu melanggar kepada regulasi yang telah ditetapkan di dalam organisasinya sendiri, maka kita harus menerimanya dengan sepenuh hati. Dengan demikian organisasi tersebut akan berjalan dengan kondusif, dan perselisihan atau kecemburuan sosial tidak akan pernah terjadi

Terakhir dari pungkasan tulisan saya ini untuk para awak organisator muda. Jika kalian sedang mengalami keterpurukan dalam ber-organisasi, maka selesaikan di dalam forum Bersama anggota atau pengurus organisasi yang lain. Sedangkan jika mendapatkan masalah internal dari kehidupan kita sendiri dan tidak ada hubungannya dengan organisasi, maka pergi konsultasilah kepada pihak yang menurut kita cocok dijadikan sebagai konsultan, bukan malah melampiaskan ke dalam organisasi.

Semangat dalam menjalankan organisasi, tunjukkan kepada seluruh insan di penjuru dunia kalau kita bisa. Salam pengabdian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun