Mohon tunggu...
Ilyas Syatori
Ilyas Syatori Mohon Tunggu... Pemuda Desa

Kadang menulis, kadang berkebun, lebih banyak tidur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gus Yahya dan Terminologi Subkultur Pesantren Ala Gus Dur

15 Oktober 2025   18:35 Diperbarui: 15 Oktober 2025   18:35 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret lawas santri pra kemerdekaan.

Maka, reaksi PBNU terhadap pemberitaan Trans7 sesungguhnya lebih dari sekadar salah langkah komunikasi. Ia mencerminkan krisis sensitivitas intelektual di tubuh elite PBNU sendiri. Krisis yang menandakan terputusnya tradisi reflektif-emik yang dulu dijaga para kiai tradisional. Pesantren pernah menjadi benteng kebangsaan karena ia tahu kapan harus mengkritik dirinya sendiri. Tanpa penyegaran kembali atas teladan keberanian itu, pesantren akan terjebak menjadi alat kekuasaan, kehilangan watak subkulturalnya, dan berhenti sebagai sumber terakhir transformasi sosial.

Yang paling dibutuhkan dari tindak kelembagaan sebagai payung besar kepentingan kaum santri dalam bingkai kebangsaan, dalam hal ini Gus Yahya, sebenarnya bukan sikap reaksioner melainkan reflektif. Pemimpin yang mampu mewacanakan pesantren kembali kepada jati dirinya sebagai subkultur pembebasan, yang otonom, kritis, dan berakar pada kepentingan sipil.

Mungkin dengan cara itu, kaum santri bisa kembali meneguhkan diri sebagai bagian dari gerakan kebangsaan yang senantiasa terus berdinamika secara konstruktif, bukan menyeretnya kembali ke belakang dengan mengangkangi komitmen kebangsaan yang telah diteladankan para kiai sepuh di zaman pergerakan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun