Mohon tunggu...
Muhammad Ilyasyah
Muhammad Ilyasyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Meratapi kewajiban yg kau pilih adalah sebuah bentuk kejahatan, dan memuji rasa sakit adalah sebuah penghinaan. Yang harus dipuji itu adalah sebuah pencapaian, dan rasa sakit itu adalah milik diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gilgamesh, Raja Tiran yang Berubah Pascapencarian Tanaman Keabadian

10 Mei 2020   22:00 Diperbarui: 11 Mei 2020   00:07 9795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gilgamesh berakhir di sebuah kedai minum. Ia minta kepada pelayan kedai minuman yang cantik jalan untuk bertemu dengan Ziusudra, yang namanya telah kita lihat, adalah nama untuk Nuh dari peradaban Mesopotamia. Dia dikatakan satu-satunya di Bumi yang lolos dari kematian dan hidup sampai sekarang pasca banjir bandang yang melanda bumi dan menewaskan sebagian populasi manusia zaman dahulu.

Ziusudra pun mengatakan rahasia hidup abadi kepadanya dan menyebutkan bahwa ada sebuah tanaman berduri seperti mawar yang tumbuh di dasar laut Atlantis. Jika ia dapat membawanya ke permukaan, meka kelak akan dapat hidup abadi. Gilgamesh pun menyanggupi dan mulai menyelam dan berhasil mencabut tanaman itu hingga membawanya kembali ke permukaan dengan kemenangan.

Akan tetapi, sebelum kembali ke Uruk untuk memberitahukan kabar gembira kepada rakyatnya. Ia beristirahat di pantai karena kehabisan tenaga dan membersihkan badannya. Namun, seekor ular dengan perut kosong tertarik dengan bau tumbuhan itu, dan semuanya sudah terlambat baginya. Ular itu mendapatkan tumbuhannya dan membawanya lari. Gilgamesh tidak marah dan menertawakan kebodohannya sendiri sampai beberapa bagian tubuhnya sakit.

Menyadari bahwa keabadian tidak diperlukan untuk tugasnya, dia "terlahir kembali" sebagai manusia pada saat itu dan "meninggal" sebagai manusia setelah belajar tentang sukacita. Gilgamesh pun sadar dan paham betapa pentingnya makna kehidupan sebagai manusia. Ia pun ingin melihat sampai akhir kemanusiaan tetapi memilih untuk tidak melakukannya karena kematian adalah bagian dari dunia yang seharusnya ia amati.

Dia percaya bahwa kematian tidak meninggalkan perannya, tetapi sebenarnya malah menyelesaikannya. Dengan matanya dia bisa menatap masa depan rakyatnya dan dia mulai melihat apa yang paling dikagumi dari makna kehidupan dan tentang kemanusiaan serta mulai menerima kematian sabagai bagian dari akhir perluasan pengetahuan dalam mengamati perjuangan dalam kemajuan peradaban manusia. 

Sekembalinya dari perjalanan panjangnya yang semula menginginkan keabadian dan takut akan kematian. Gilgamesh pun menjadi seorang raja yang bijaksana dalam mengatur dan mengawasi rakyatnya hingga akhir hayat menemuinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun