Mohon tunggu...
Humaniora

Peran Santri di Mata HT

4 Maret 2016   16:28 Diperbarui: 4 Maret 2016   16:40 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo kembali menyambangi pesantren. Kali ini, dia mengunjungi Pondok Pesantren Al Falah di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kedatangan CEO MNC Group itu disambut langsung oleh pimpinan pondok pesantren KH Abdurrahman. Kalau diperhatikan, kedekatan pria yang akrab disapa HT ini bukan kali ini saja karena dirinya menganggap pesantren adalah rumahnya.

[caption caption="Sumber foto : Facebook Hary Tanoesoedibjo"][/caption]

Kedekatan HT dengan Islam memang bukan tanpa sebab karena ayahnya yang bernama Ahmad Tanoesoedibjo pernah menjadi Ketua Persatuan China Muslim se-Jawa Timur. Meskipun mengambil jalan yang berbeda dengan memeluk agama Nasrani, HT tidak menjauhi Islam karena justru dia sangat dekat dengan berbagai tokoh Islam yang di tanah air.

Pada kunjungannya HT mengungkapkan pentingnya peran santri dalam membangun bangsa berbasis nilai keagamaan yang sejalan dengan nilai luhur di Indonesia. Selain itu, melalui pemahaman agama yang benar maka bisa menangkis gerakan radikalisme yang bisa memecah belah bangsa Indonesia.

Kepedulain HT terhadap santri ini dibuktikan dengan sumbangan kitab suci Al Quran sebanyak 350 buah. Hal ini bertujuan agar santri lebih termotivasi untuk membaca Al Quran, memahami isinya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya pun melihat ada sosok seperti HT ini, dimana tidak ada batasan dirinya yang beragama nasrani dengan para Kiyai di pesantren tersebut.

Dalam pertemuan dengan santri, HT yang memiliki segudang pengalaman di dunia usaha berbagi pengalaman dengan para santri. Dia pun tidak canggung untuk berdialog dengan para santri dan menanyakan siapa-siapa saja santri yang ingin menjadi wirausaha. Menurutnya, wirausaha yang merupakan pekerjaannya adalah profesi yang strategis untuk mengembangkan diri dan bisa mewujudkan cita-cita nasional melalui sektor ekonomi.

Sedangkan bagi yang mau menjadi penegak hukum, HT berpesan agar selalu menjunjung tinggi keadilan, tidak membeda-bedakan seseorang di mata hukum layaknya yang terjadi di Indonesia dimana hukum tajam ke bawah namun tumpul ke atas. “hukum harus ditegakan walaupun langit runtuh” mungkin hal itu yang bisa mewakili kata-kata HT pada saat berbincang dengan para santri bahwa mereka tidak bisa menutup mata bahwa ada banyak masalah hukum di Indonesia.

"Selama hukum masih belum adil, tidak mungkin Indonesia bisa maju. Kenapa, 70% rakyat kita itu masih pada posisi belum mapan. Kalau mereka belum mapan, bagaimana mereka bisa memperoleh keadilan dengan benar,” kata HT seperti dilansir okezone.com.

Saya melihat pernyataan HT yang menegaskan jika hukum tidak ditegakan maka rakyat tidak akan mapan artinya di Indonesia masih banyak kasus korupsi dimana para pelakunya masih “main mata” dengan aparat penegak hukumnya. Jika para koruptor ini tidak diberantas maka hak rakyat akan terus dirampas oleh oknum-oknum aparat penegak hukum tersebut.

Oleh karena itu, diharapkan kepada santri yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa bisa mengubah keadaan ini dengan bekal agama yang telah dipelajari di pesantren. Ayo maju terus para santri !!!

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun