Mohon tunggu...
abang redi ilyasa
abang redi ilyasa Mohon Tunggu... -

saya punya motto hidup "yang paling mahal di dunia ini adalah kesederhanaan". sangat suka basket, sepakbola, musik, trekking dan travelling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Enjoy Sepanjang Ramadhan Kita

9 Agustus 2010   04:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:12 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bulan ramadhan adalah bulan kebahagiaan dunia dan akhirat. Ampunan, rahmat dan pembebasan dari api neraka, merupakan nikmat-nikmat terbesar yang tersedia begitu mudah dan murahnya pada bulan suci umat Islam ini. Ustadz saya, Kiyai Mas’ud, mengatakan,”Orang yang senang dan enjoy menghadapi bulan ramadhan inilah yang akan sukses ramadhan-nya. Karena masing-masing orang punya cara enjoy tersendiri, hendaknya mereka menggunakan cara-cara tersebut untuk menjalani keseharian di bulan ramadhan. Tentunya, tips-tips tersebut berbeda satu sama lain, tapi intinya adalah agar semua perbuatan menjadi ibadah dan dilakukan dengan menyenangkan.”

Untuk enjoy selama ramadhan saya juga punya cara tersendiri. Berikut ini beberapa kebiasaan saya di bulan ramadhan, yang membuat saya enjoy menjalani bulan suci tersebut. Yaitu :


  1. Saya selalu membawa sebotol kecil parfum atau wewangian khas Saudi Arabia, yang tentunya punya aroma yang tidak terlalu menyengat. Untuk siang hari saya membawa parfum aroma Kesturi asli, yang bisa dikenali keasliannya dari bibit-bibit Kesturi yang terlihat mirip biji merica kecil didasar botol. Wanginya menambah semangat menunaikan shalat dzuhur dan ashar yang biasanya dilakukan di masjid pada waktu-waktu kerja. Parfum ini juga cukup manjur untuk mengembalikan mood, yang biasanya menurun ketika lapar, haus, pekerjaan menumpuk dan lalu lintas yang crowded. Adapun untuk kegiatan ibadah malam, subuh atau pagi hari, saya selalu mengulaskan parfum Malaikat Subuh, yang bentuknya kental ke dahi, belakang telinga, punggung atau terkadang telapak tangan. Parfum ini menambah suasana tenteram ketika mengikuti pengajian subuh, tadarus qur’an, juga saat bersalam-salaman dengan sesama jemaat masjid.
  2. Saya selalu membawa mushaf Qur’an ukuran kecil, agar disaat-saat senggang bisa membacanya dan memenuhi target khatam di bulan suci. Mushaf Qur’an yang saya miliki adalah mushaf keluaran kota Beirut, Libanon, yang kertasnya ringan, desainnya nyeni dan punya penanda tajwid. Dengan mushaf ini kegiatan membaca Qur’an atau tadarus di bulan suci insya Allah jadi lebih istimewa dan makin memperkuat pelafalan dan pengucapan Qur’an kita.
  3. Saya selalu membawa sebotol air zamzam dan kurma basah atau kering didalam kendaraan. Agar bila tertahan oleh macet bisa buka puasa di jalan. Baik kurma kering maupun kurma basah ini sebaiknya diletakkan didalam kotak tupperware yang ukurannya sedang atau kecil, yang penting mudah diletakkan didalam mobil dan jauh dari jangkauan serangga, seperti sepmut misalnya.
  4. Untuk ibadah malam, subuh atau sebelum berangkat bekerja, saya selalu mengenakan busana yang punya sejarah penting. Kefayeh yang saya gunakan adalah oleh-oleh haji dari ayahanda, baju takwa yang saya kenakan adalah baju yang saya kenakan untuk i’tikaf setahun sebelumnya, dan sarung yang saya kenakan juga adalah oleh-oleh dinas luar istri saya. Menggunakan barang-barang yang berkesan dan punya sejarah membuat ibadah saya lebih terasa khusyuk, romantis, sehingga “tiada ibadah yang terlewati tanpa kesan” pada setiap bulan ramadhan.
  5. Berbeda dengan bulan lainnya, pada bulan suci ramadhan saya selalu berbekal siwak- semacam kayu pohon- yang biasa digunakan Nabi SAW untuk membersihkan mulut dan gigi. Sedikit banyak siwak ini mengurangi rasa eneg, mual atau tak nyaman yang kerap dialami mulut ketika menunaikan puasa.
  6. Untuk kesegaran tahan lama saya menggunakan sabun sirih wangi setiap mandi di bulan puasa. Wanginya enak, membuat suhu tubuh normal, dan berkhasiat untuk melenturkan otot dan mengusir capek serta pegal sehabis berkegiatan. Kulit muka-pun jadi halus, tidak kering, sebagaimana kalau saya menggunakan sabun biasa atau sabun pencuci muka keluaran pabrik. Wajah jadi sejuk dan bebas jerawat, kulit juga terhindar dari gigitan nyamuk. Pada saat i’tikaf amat terasa manfaat dari sabun sirih ini, apalagi jika pada saat mandi menggunakan air hangat.
  7. Untuk mengusir jenuh, adakalanya saya membutuhkan hiburan sehat. Disaat bulan suci selain mendengarkan lantunan ayat suci, saya suka mendengarkan musik instrumental yang easy listening, musik jazz standar, tanpa musik-musik populer dan bahkan tidak suka juga mendengarkan nasyid. Musik-musik pop apalagi yang liriknya percintaan atau musik pop yang liriknya religi, bagi saya terkadang suka menjadi racun bagi hati di bulan ramadhan. Ya, maklumlah, musik pop baik yang berlirik religius ataupun bukan, terkadang dibuat bukan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, tapi mendekatkan diri pada simpati manusia dan juga uang. Kalau kita rajin-rajin mengaktifkan sensor hati biasanya mendengarkan musik seperti ini malah tidak berarti apa-apa, tidak punya daya ungkit yang jelas pada mood dan pencerahan jiwa. Adapun nasyid, sebab saya tidak suka mendengarkannya semata-mata karena terkadang nasyid musiknya tidak kreatif dan liriknya klise. Jadi daripada mendengarkan musik yang ada liriknya, lebih baik saya mendengarkan musik instrumental atau jazzy yang memang dibuat dengan tujuan-tujuan idealis dan keinginan kontemplasi juga kebutuhan improvisasi pemusiknya. Musik-musik seperti ini nih yang jika diresapi bisa berdialog dengan batin.

Inilah tips-tips enjoy dan menikmati bulan ramadhan a la Abang Eddy. Saya yakin, setiap orang pasti punya cara-cara khas untuk menjalani bulan ramadhan dengan enjoy dan mengasyikkan. Jadilah dari sendiri, ciptakan gagasan-gagasan kreatif untuk menjalani momen-momen bulan suci, tapi ingat : tujukan semuanya demi ibadah yang dampaknya adalah ridlo Allah. Sungguh siapapun yang diridloi Allah, maka kebahagiaan dunia dan akhirat ada dalam detik-detik hidupnya. Wallahu a’lam bish-showab. (aea)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun