Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bakau Sebagai Penyerap Energi Tsunami?

24 Desember 2018   11:10 Diperbarui: 25 Desember 2018   20:24 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia negara dengan 17 ribuan Pulau memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Panjang garis pantai Indonesia 108.000 km, kedua setelah Kanada yang garis pantai nya 200 ribuan km.

Selama ini garis pantai itu dilindungi oleh hutan bakau yang merupakan 23% populasi bakau dunia. Sayang laju pemusnahan bakau di Indonesia sangat cepat, mencapai 52000 ha pertahun. Laju pemusnahan itu termasuk untuk pembangunan infrastruktur (pelabuhan, bandara), kebun kelapa sawit, wisata pantai resort, reklamasi, dan seterusnya.  

Padahal bakau itu secara alami adalah pelindung pantai dari banjir rob, erosi pantai, badai dan tsunami. 

Beberapa studi menunjukkan bagaimana hutan bakau melindungi pemukiman dari tsunami. Pada tanggal 26 Desember 2004, Aceh diterjang tsunami yang luar biasa energinya. Akibat gempa bumi 8 SR. Yang wafat mencapai 227.000 orang. 

Setelah tsunami, suatu studi menunjukkan desa dibelakang hutan bakau bertahan paling baik. Analisa detail dari gambar satelit pantai barat Aceh oleh Juan Carlos Laso dari University of Hoheinheim Stuttgart Jerman, menunjukkan hutan bakau mengurangi dampak tsunami hingga 8%. Itu setara bisa menyelamatkan 10000 jiwa.

Bahkan eksperimen yang dibuat oleh Tetsuyo Horaishi dan Kenji Horda dari Kyoto University Jepang menunjukkan bahwa kepadatan hutan bakau 100 m dapat mengurangi energi destruktif tsunami sebesar 90%.

Studi lainnya dilakukan di Cuddakore District di India (sumber: WWF Oct, 2005). Terdapat 5 desa dipantai, 3 desa dibelakang hutan bakau, 2 desa tanpa hutan bakau. 

Ketika terjadi tsunami yang menerjang distrik ini, 2 desa tanpa hutan bakau hancur lebur, sementara 3 desa dengan hutan bakau tidak ada kerusakan. Terbukti bahwa hutan bakau bisa menyerap energi tsunami. Sebagai Perisai dan buffer tsunami.

Sebenarnya ketika tsunami Aceh terjadi tahun 2004, kesadaran penanaman bakau ini sudah menjadi program pemerintah. Hingga ada Peraturan President no. 73 tahun 2012 mengenai Strategi National Manajemen Ekosistem Bakau. 

Makanya pantai Aceh terdampak tsunami diredesain dengan area buffer berupa hutan bakau ini. Begitu juga pantai di Pariaman Sumbar, ada area penanaman kembali pohon pohon pinus. Sekalian bikin adem area pantai. 

Tetapi di pantai lainnya, apalagi yang ditujukan untuk wisata, paling pohonnya hanya ada satu dua aja. Pantai diokupasi hotel, resort.  Termasuk pantai pantai yang kini diterjang tsunami selat Sunda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun