Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mudik dan Ancaman Mogok Pilot Garuda

3 Juni 2018   06:10 Diperbarui: 3 Juni 2018   14:55 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin kembali Sekretariat Bersama Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) mengancam akan melakukan mogok kerja. APG mewadahi 1300 pilot sementara Sekarga 5000 kru karyawan maskapai Garuda. 

Ancaman ini untuk yang kedua kali, setelah sebelumnya ancaman mogok yang ditindaklanjuti dengan pertemuan tanggal 2 Mei tidak membuahkan hasil.

Apa tuntuan APG dan Sekarga sehingga mereka mengancam mogok? Intinya sih mereka memprotes manajemen BUMN ini dimana direksi makin gemuk, pelayanan makin langsing. 

Direksi Garuda memang bertambah terus, dari sebelumnya 5 orang, tahun 2015 jadi 7 orang, 2016 jadi 8 orang dan 2017 jadi 9 orang. Sementara kru penerbangan yang standarnya 6, dikurangi jadi 4-5. Ini membuat pelayanan kepada konsumen menjadi tidak optimal. Tidak memenuhi standar safety. 

Salah satunya adalah kejadian konsumen yang tersiram air panas hingga melepuh (dan tidak tersedia obat untuk mengatasinya). Sekarang konsumennya sedang menggugat Garuda.

Parahnya lagi, sistem perubahan kru ini tidak diikuti dengan manajemen yang baik. Sehingga terjadi penundaan dan pembatalan penerbangan. Oleh karena itulah, sekarang pelayanan Garuda yang dulu terbaik sekarang no. 5, kalah oleh penerbangan ongkos murah. Nah terus Direksi 9 orang itu gunanya untuk apa ya?

Direksi yang gemuk itu juga anomali dengan kondisi keuangan Garuda yang sangat parah. Tahun 2017 Garuda mencatat kerugian nyaris Rp 3 trilyun. Dan kuartal I tahun 2018 ini Garuda juga menderita rugi hampir Rp 900 Milyar (USD 64,3 juta).

Sebenarnya keuangan Garuda yang sempat anjlok parah tahun 2014 ketika Emirsyah mengundurkan diri, sempat mengalami perbaikan pada tahun 2015 dan 2016 ketika dipimpin oleh Arif Wibowo, mantan Dirut Citilink. Dua tahun dibawah Arif, Garuda masih bisa untung USD 77,9 juta (2015) dan USD 9,3 juta (2016).

Tetapi sayang, awal 2017 walaupun baru 2 tahun menjabat sebagai Dirut, Arif dicopot dan Menteri BUMN Rini Soemarno menunjuk Pahala N.Mansyuri sebagai Dirut Garuda. Entah karena sistemnya trial, tahun 2017 Garuda mengalami kerugian parah banget USD 222 juta. 

Dan tahun 2017 pula Garuda mencatat rasio hutang dibandingkan EBIDTA (pendapatan sebelum pajak, bunga dll) sebesar 39.9, lebih tinggi 10 kali dibanding standar maksimum 4. Ini berarti Garuda tak mampu membayar cicilan hutangnya yang sudah mencapai Rp 39,6 Triliun, kecuali dengan hutang lagi. Gali lubang tutup lubang.

Sebagai catatan, utang Garuda dari tahun ke tahun juga bukan berkurang, tetapi bertambah fantastis. Tahun 2015, hutangnya Rp 32,5 Triliun, tahun 2016 naik menjadi Rp 36,6 Triliun dan tahun 2017 naik lagi jadi Rp 39,6 Triliun. Jadi naik Rp 3-4 T per tahun. Luar biasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun