Ini kisah teman nya teman ku yang mengalami sebuah peristiwa pedih menyayat hati.
Pagi-pagi sekali telpon ku sudah berbunyi tanda ada telpon masuk. Setelah ku lihat ternyata kekasih ku yang menelepon.
"assalamualaikum yang" suaranya yang lembut dipagi hari membuka hariku saat itu ademm banget hehe
"waalaikumsalam lah opo yang"
"wes bangun kan yang? Jangan lupa loh hari ini kamu kan berangkat".
"iyo yang, iki loh udah bangun. Mana mungkin aku berani gak bangun kalo kamu udah telpon. Iya sayang mas gak lupa ko kalo hari ini berangkat."
"ya udah sekarang mas bangun, siap-siap nanti adek ke rumah mas bawain bekel sekalin nganter ya mas? Berangkat ja  10 kan mas ke bandaranya?"
"ya dek, siap iki mas langsung bangun. Udah ko udah siap tinggal berangkat aja. Ohya bekel nya yang banyak loh dek"
"siap, yu yah udah dulu mas sana mas mandi adek juga mau siap-siap ini"
"oke yang".
Itulah kebiasaan setiap pagi hari ku yang ditelpon kekasih tercinta hanya sekedar memberi semangat dan mengingatkan ku tentang sesuatu. Tapi kali ini ada yang berbeda dia membangunkan ku untuk mengingatkan ku siap pergi ke perantauan. Ya alhamdulillah ada panggilan kerja untukku. Namun ya begitulah pekerjaan ini ada di sberang pulau yang mengharuskan ku untuk pergi jauh dari orang-orang terkasih ayah, ibu, adek semata wayangku dan tentunya Nadia kekasihku.Â