Mohon tunggu...
Iloeng Sitorus
Iloeng Sitorus Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup itu seperti hubungan suam istri.\r\nKadang diatas, kadang dibawah. :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

PLN Prabayar Sedang Galau (Lupakan Token, Siapkan Obor)

11 Mei 2014   04:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:38 4149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1399730454176837765

[caption id="attachment_335758" align="aligncenter" width="300" caption="Lupakan Token Siapkan Obor / salah satu status pengguna Facebook"][/caption]

Sudah dua hari ini para pengguna PLN prabayar resah, hampir semua outlet yang menyediakan pulsa prabayar PLN baik melalui server deposit pulsa maupun pembelian melaui Payment Point Online Bank (PPOB) mengalami gangguan pengisian pulsa PLN tersebut.

Belum ada informasi resmi dari pihak PLN , namun menurut teman-teman yang berjualan pulsa PLN menerangkan akan ada penerapan satu atap untuk pembayaran PLN. Menurut salah satu teman facebook yang juga pedagang pulsa dan berdomisili di Duri kab. Bengkalis juga menyatakan pulsa PLN prabayar atau yang disebut Token tersebut dilarang jual diserver pulsa dan tertanggal 09/05/14 kemaren resmi ditutup PLN dan bank yang menyuplai.

Sambung pemilik Rasya Ponsel tersebut, akar permasalahan mengapa ditutup, agen PPOB yang resmi komplain ke PLN karena token begitu bebas dijual.

"Bahkan dikedai-kedai kecil bisa jual token dengan modal seminim mungkin. Sementara agen resmi PPOB yang sengaja membuka usaha ini harus mengurus ini itu, namun setelah resmi jadi agen PPOB yang beli sedikit ke outlet PPOB." Ujarnya dalam komentar distatus saya.

Ya memang saya akui, pulsa PLN atau yang disebut Token itu awal mulanya hanya diperdagangkan di PPOB, yang mana untuk berjualan token dan pembayaran online lainnya harus mengurus izin serta biaya administrasi yang tidak murah. Juga harga yang sudah ditetapkan dikertas struk tidak bisa ditambahkan maupun dikurangi, manalagi harus mempunyai printer jenis matrix yang harganya lebih mahal dari harga printer yang sedang menggelar perlombaan di kompasiana ini. Akhirnya saya urungkan untuk memulai usaha ini, karena berjalannya waktu, server pulsa pun menyediakan token tanpa harus dilengkapi persyaratan yang cukup njlimet serta modal yang cukup mahal.

Malam ini, terhitung dari kemaren sudah puluhan calon pembeli token di outlet saya harus rela bergelapan ria karena token PLN tidak bisa didapat. Dan menurut sepengetahuan saya juga [engetahuan orang lain (seperti contoh gambar diateh), token juga bisa dibeli via ATM, saya pun menyarankan pelanggan untuk mencoba membeli via ATM. Dan hampir kebanyakan para pelanggan saya tidak mempunyai ATM, kalaupun ada isinya yang tidak mendukung, duh.!

Yang lebih kasian yang berada jauh dari perkotaan dan mesin ATM. Mereka masih mengharapkan token yang dari server pulsa, karena tidak ada yang menjual melalui online atau PPOB tersebut. Padahal mereka baru menikmati beberapa tahun ini listrik masuk desa mereka. Bila benar sudah dihapus di server pulsa, alangkah sulitnya mencari token. Mau usaha PPOB juga tidak mungkin, karena harus terkoneksi ke internet. Pun signal untuk menelpon saja masih sulit didapat, apalagi untuk signal internet. Lain lagi mesin printer jenis metrix beserta laptop dan perlengkapan lainnya.

Untungan Pasca Bayar.?
Bila dihitung hemat dan irit antara pasca bayar dan pra bayar, menurut saya, hemat pasca bayar. Seperti yang saya pakai dirumah juga dioutlet saya. Kalau di rumah penggunaan listrik terbilang cukup boros. Ada mesin cuci, kulkas, televisi dua (satu untuk digital parabola, yang satu untuk Play Station) juga mesin pompa air yang sehari bisa tiga kali harus memenuhi bak kamar mandi dan lainnya cuma dapat tagihan tidak sampai Rp.100.000,-(belum admin bank).

Menurut teman yang menggunakan PLN prabayar dirumahnya, penggunaan listrik tidak sebanyak yang saya gunakan namun biaya token perbulan tidak kurang dari Rp.150.000,-. Bahkan teman yang lain juga menyatakan hal demikian. Kalau dibilang salah hitung petugas yang mencatat meteran di rumah saya sepertinyatidak juga, karena saat ini petugas pencatat tidak lagi menulis dikertas berapa meter yang digunakan, melainkan menggunakan kamera smartphone yang sudah dipasang Tongsis (tongkat narsis).

Namun yang jadi pertanyaan, apakah sudah tepat Pak Dahlan sebagai Dirut PT.PLN kala itu menggagas PLN prabayar ini.?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun