Mohon tunggu...
Iloeng Sitorus
Iloeng Sitorus Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup itu seperti hubungan suam istri.\r\nKadang diatas, kadang dibawah. :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hampir Meneriaki Maling, Eh Malah Kena Uang Damai

4 November 2014   07:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:44 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah sampai kapan, aksi premanisme berakhir atau setidaknya berkurang dari muka bumi ini, minimal Indonesia saja lah. Tadi siang, tetangga penulis yang pengusaha Bengkel Las itu bercerita kepada penulis, gara-gara mau teriaki maling pada dini hari, orang yang tidak dikenal didepan bengkelnya, paginya malah didatangi sekelompok orang (kurang lebih 7 orang berbadan tegap-tegap gaya Preman) untuk minta uang perobatan sekaligus uang "Upah-upah" untuk kedua orang yang hampir diteriaki maling di depan bengkelnya, atau sering juga disebut "Uang Damai".

Menurut beliau, sebut saja Incek (paman dalam bahasa Melayu Tanjung Balai, karena berasal dari daerah sana, dan logatnya termasuk kental, seperti Bang Pilot yang Kompasiner kenthir itu) malam itu sekitaran pukul 01.00 wib dini hari kejadian ini berlangsung, Ketika sedang asyik-asyiknya tertidur sang isteri mebangunkannya, karena ada yang dicurigai didepan bengkel mereka yang sedikit terpisah dari rumah tetangga penulis tersebut, Incek pun keluar dari pintu belakang dan menghampiri serta menanyakan sedang apa didekat bengkelnya.

Kedua orang tak dikenal tersebut pun menjawab, sedang buang air kecil dan satunya menjawab sedang mengecek isi bensin sepeda motornya. Bukannya malah takut atau menciut, kedua orang tersebut terkesan tidak senang, terlebih pemilik bengkel menyuruh mereka pergi dari bengkelnya mengingat waktu sudah dini hari seraya berkata "bisa saja aku teriak maling, habis nanti kalian".

Tidak habis pikir, Incek dengan sigap mengambil batangan besi agar bisa siap-siap kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan pura-pura menelpon seseorang, kedua orang tersebut pun ngacir dari pandangan Incek dan tancap gas....

Pagi-paginya, bengkel Incek pun didatangi kedua orang yang hampir diteriaki maling beserta kawannya untuk dimintai pertanggung jawaban, karena kedua orang yang hampir diteriaki maling mengalami kecelakaan tunggal alias terjatuh gara-gara saking paniknya akan diteriaki maling, padahal menurut incek tidak palah kencang kali ketika meninggalkan bengkel tersebut.

Entah karena Ziper (entah dari bahasa mana pulak lah kata ini, konon artinya ciut) karena mereka akan melaporkan ke Polisi atas kejadian yang entah dimana jatuhnya menyebabkan kedua orang tersebut perlu berobat dan pijat (supaya tidak terkilir) mereka pun menawarkan jalur damai sebesar Rp. 500.000.

Lantaran karena Ziper tadi, Incek pun tak mau  berurusan dengan Polisi, dan menyatakan tidak sanggup untuk bayar sebesar itu, apalagi pagi itu Incek belum ada pegang uang, mungkin nanti siang baru ada. Mereka pun pergi dan mengingatkan Incek, agar diberi Rp. 300.000 saja nanti siang jam 13.00 wib kepada kedua orang yang jatuh dari sepeda motor.

Karena uang perdamaian belum dikasih, saat Incek bercerita kepada penulis, penulis segera menyarankan untuk lapor Polisi atas aksi mereka pagi tadi. Karena menurut penulis, tindakan mereka pagi itu, masuk kategori pemerasan.

Karena udah kepalang janji siang baru ada uang, Incek pun sedikit ragu-ragu dan takut jika suatu waktu usaha beliau agak terganggu karena para orang tak dikenal ini (kalau alamat rumahnya incek sudah tahu, bahkan ketua RT salah satu dari ke tujuh orang tersebut kenal dengan Incek) sudah masuk ranah hukum, bisa saja dendam atau berbuat yang bisa merugikan pemilik bengkel las ini.

Karena penasaran akan hasil akhir dari kejadian tersebut, penulis pun mengirim pesan singkat menanyakan kabarnya masalah tadi, tak lama incek pun mampir di outelt penulis dan menyatakan sudah selesai dan mau tak mau membayar uang damai sebesar RP. 200.000. Duh..!!! mau apa lagi, penulis cuma menyayangkan uang damai tersebut, namun apa daya, Incek sudah salah bicara dari awal di pagi tadi. Takutnya malah ketagihan, karena mengetahu ada lahan empuk untuk menghasilkan uang.

Dari kejadian diatas, hal ini sering terjadi. Dimana Orang Tak diKenal berpura-pura buang air kecil dan atau alasan lainnya ketika belum beraksi sudah diketahui. Maka dari itu, ada baiknya diadakan lagi SISKAMLING disetiap gang, RT/RW, yang biasanya Kegiatan Ronda atau Siskamling ini hanya terjadi saat Pemilu dan Pilkada saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun