Mohon tunggu...
ILMPI Wilayah IV
ILMPI Wilayah IV Mohon Tunggu... Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Wilayah IV

Menyajikan kumpulan artikel seputar psikologi yang dikembangkan oleh Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan (BPPK) dari ILMPI Wilayah IV, D.I. Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

TikTok Brain? Menganalisis Fenomena Short Attention Span di Era Digital

23 Maret 2025   08:00 Diperbarui: 23 Maret 2025   08:18 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: www.ziyyara.com)

#PsychologySays: Sering menonton konten video berdurasi pendek menyebabkan penurunan daya fokus. Apakah benar?

Beberapa tahun terakhir ini sobat Kompasiana pasti juga ngerasain kan betapa pesat dan masifnya perkembangan teknologi khususnya penyebaran informasi melalui media sosial. Contohnya, seperti konten video berdurasi pendek seperti yang bisa ditemukan di platform TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts. Video dengan durasi singkat ini biasanya hanya disajikan kurang dari satu menit, dan dirancang untuk memberikan hiburan cepat dan instan. 

Namun, muncul kekhawatiran bahwa konsumsi berlebihan terhadap video-video pendek tersebut dapat berdampak negatif pada daya fokus seseorang atau istilah trendy-nya "Short Attention Span". Artinya, karena sering mengonsumsi hiburan yang diperoleh dengan cara yang instan, kita tidak lagi terbiasa untuk mencerna suatu hal yang memerlukan daya fokus yang lama. Apakah sobat Kompasiana relate dengan hal ini?

Beberapa ahli berpendapat bahwa menonton video pendek dalam jumlah besar dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dan perhatian. Konten video pendek dirancang untuk memberikan stimulasi instan melalui audio dan visual yang menarik, sering kali memicu sistem reward otak melalui pelepasan dopamin. Studi dari Firth et al. (2019) menemukan bahwa paparan media digital yang cepat dan berulang dapat memengaruhi mekanisme perhatian dengan memperkuat pola pikir berbasis stimulus instan. Video pendek yang cepat dan padat informasi dapat menyebabkan penurunan kemampuan atensi berkelanjutan karena otak terbiasa dengan kepuasan instan (instant gratification), yang membuat aktivitas yang membutuhkan fokus jangka panjang menjadi lebih sulit.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wilmer et al. (2017) menyatakan bahwa penggunaan media digital yang intens dapat mengurangi kemampuan perhatian berkelanjutan dan multitasking, yang merupakan aspek penting dari konsentrasi jangka panjang. Individu yang terbiasa menonton video berdurasi pendek mengalami penurunan kemampuan mempertahankan perhatian dalam tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi, seperti membaca atau sekadar menonton film sekalipun.

Nah, berdasarkan berbagai hasil dari temuan-temuan di atas, terdapat bukti bahwa konsumsi video pendek secara berlebihan dapat mengurangi daya fokus seseorang, terutama dalam tugas yang membutuhkan konsentrasi jangka panjang. Mekanisme neurologis yang terlibat menunjukkan bahwa video pendek dapat mengubah pola perhatian manusia melalui sistem reward otak. Namun, perubahan pola perhatian ini bukan sekadar penurunan daya fokus, tetapi lebih sebagai bentuk adaptasi kognitif terhadap perkembangan digital modern. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan dalam konsumsi media untuk mencegah dampak negatif yang lebih luas terhadap kognisi manusia.

Lalu, apa sih tips yang sesuai untuk mengatasi penurunan daya fokus ini? Sobat Kompasiana bisa memulainya dengan mencoba membatasi konsumsi video pendek dan berikan waktu yang lebih banyak untuk aktivitas yang melatih fokus, seperti membaca atau mendengarkan podcast. Gunakan juga teknik "deep work" atau pomodoro untuk melatih kemampuan konsentrasi dalam durasi panjang. Lalu, upayakan untuk menerapkan aturan digital detox guna mengurangi paparan berlebih terhadap konten digital instan.

Firth, J., Torous, J., Stubbs, B., et al. (2019). The "online brain": How the Internet may be changing our cognition. World Psychiatry, 18(2), 119--129. DOI: 10.1002/wps.20617

Wilmer, H. H., Sherman, L. E., & Chein, J. M. (2017). "Smartphones and cognition: A review of research exploring the links between mobile technology habits and cognitive functioning." Frontiers in Psychology, 8, 605. DOI: 10.3389/fpsyg.2017.00605

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun