Isu-isu agama merupakan rekayasa yang dirancang oleh negara-negara imperialis untuk memecah belah. Isu ini dibuat sebagai alat untuk menuduh Islam dan kaum muslim seolah menjadi sumber masalah. Â
Di mana ada konflik di dunia, bisa diprediksi di situ  ada Amerika, negara-negara Eropa atau Cina. Karenanya, dialog antarumat beragama tak akan pernah bisa mengurai  konflik, karena  persoalannya memang bukan agama. Akar masalahnya  terletak pada ideologi imperialistik kapitalisme yang bekerja skala dunia.
Sementara itu munculnya dialog antar umat beragama tidak lain karena kelompok-kelompok resmi dari agama-agama di dunia termasuk Vatikan, sekalipun mereka sebagian besar hidup dalam sistem negara kapitalis. Proyek ini didanai oleh sistem negara yang imperialistik, demi kepentingan politis mereka.Â
Menjinakkan Islam
Dalam kanal YouTube  tersebut, Farid mengungkapkan, dialog antaragama ini bertujuan untuk menjinakkan Islam dan sejalan dengan kepentingan negara- negara kapitalis. Hal itu karena dialog antarumat beragama berbasis pada persamaan antaragama. Aspek yang dicari bukan kebenaran agama, melainkan persamaan agama.  Padahal seharusnya manusia itu mencari agama yang benar yang memberi kebaikan pada umat manusia.
Kalaulah musti ada, seharusnya, dialog antar agama itu dimaksudkan untuk mencari kebenaran. Hal itu merujuk pada apa yang dilakukan oleh Rasulullah tatkala mengajak orang-orang kafir jahiliyah. Rasul  menunjukkan kebenaran islam seraya membongkar kesalahan-kesalahan agama mereka. Tampaklah  terang benderangnya islam hingga mudah untuk mengajak masuk dalam agama ini.
Oleh karena itu, penolakan klaim kebenaran (seperti yang digagas dalam dialog antarumat beragama) ini mengandung  bahaya tetsembunyi. Dari sisi keyakinan juga sangat berbahaya. Bagaimana mungkin menyamakan antara agama yang menyembah berhala dengan agama yang benar. Â
Dialog antar agama berpeluang memunculkan keraguan dalam diri umat Islam terhadap ajaran Islam. Padahal kebenaran mutlak itu ada dan bisa diperoleh lewat metode akliyah, yaitu melalui proses berfikir, sebagaimana diajarkan Islam.
Hal itu terkait kepentingan ideologis. Dialog antar umat beragama ini juga terkait dengan kepentingan politik. Di era perang dingin, dialog antarumat beragama ditumbuhsuburkan, disuport biayanya oleh negara-negara Besar Kapitalis itu untuk berhadapan dengan Uni Sovyet. Lebih jauh dialog antara umat beragama ditujukan untuk menghadang kebangkitan Islam yang mana gejalanya semakin mengemuka.
Karenanya, tak aneh bila  ajaran Islam seperti jihad dan Khilafah sering mereka angkat untuk dikriminalisasi. Padahal, jihad merupakan kewajiban dari Allah Swt. yang dengannya akan memunculkan perlawanan terhadap imperialisne. Di sisi lain itu, Khilafah Islamiah meniscayakan untuk  menyatukan umat Islam seluruh dunia.