Koordinator Wilayah XII Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Tanah Papua, Aca Chelania Brin, menyampaikan keprihatinan atas sebuah video karnaval yang beredar di media sosial dan menuai sorotan publik.
Video tersebut diunggah melalui Facebook pada 18 Agustus 2025. Rekaman memperlihatkan rombongan peserta pawai HUT ke-80 Republik Indonesia di Aceh Timur, dengan kostum bernuansa tradisional, rumbai-rumbai, serta papan bertuliskan "Papua", diiringi musik dan tarian.
Aca menilai, penggambaran tersebut berpotensi melukai perasaan Orang Asli Papua (OAP) dan dapat dikategorikan sebagai tindakan rasisme.Â
"Rasisme merupakan bentuk diskriminasi yang jelas bertentangan dengan nilai persaudaraan dan semangat persatuan dalam kehidupan berbangsa," ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (20/8/2025).
Ia menegaskan, peristiwa itu ironis karena terjadi bertepatan dengan perayaan kemerdekaan yang mengusung tema Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.Â
"Pertanyaannya, di mana makna persatuan dan kedaulatan itu jika masih ada perlakuan tidak adil terhadap sesama anak bangsa?" kata Aca.
GMKI Tanah Papua, lanjutnya, mendesak aparat keamanan menindaklanjuti peristiwa tersebut agar tidak kembali terjadi di kemudian hari.Â
Menurutnya, langkah penegakan hukum penting untuk memastikan setiap warga negara diperlakukan sama tanpa diskriminasi.
"Harapan kami, aparat segera memproses kasus yang viral ini. Karena Indonesia adalah rumah bersama yang seharusnya menjunjung tinggi nilai keadilan dan persaudaraan," ujarnya menambahkan.
Selain itu, Aca menekankan pentingnya menjadikan kasus ini sebagai pembelajaran nasional.Â
Ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kesadaran kolektif bahwa rasisme dalam bentuk apa pun tidak boleh dibiarkan, karena dapat merusak persatuan dan kebhinekaan.
"Ini momentum refleksi bersama. Mari kita jaga sikap, kata, dan tindakan agar tidak menyinggung ataupun merendahkan saudara kita dari latar belakang budaya maupun etnis apa pun. Indonesia berdiri kokoh karena keberagaman, bukan karena perpecahan," tegasnya.
GMKI Tanah Papua, kata Aca, berkomitmen terus mendorong dialog, menghormati perbedaan, serta menjaga kebhinekaan sebagai warisan berharga bangsa.
Hingga berita ini diturunkan, pihak media masih berupaya mendapatkan konfirmasi dari aparat berwenang terkait langkah yang akan diambil menyikapi video tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI