Mohon tunggu...
Inovasi

Tayangan Tinju yang Berpengaruh pada Psikologi Anak

19 Juli 2017   18:43 Diperbarui: 19 Juli 2017   18:47 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Latar Belakang

Anak-anak sebagai anggota masyarakat turut menggunakan dan menerima perkembangan televisi Pada kenyataannya anak -- anak merupkan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai macam progam siaran. Karena usia yang masih  anak -- anak adalah usia berkembangnya otak mereka, dimana rasa penasaran mereka sangat besar terhadap hal -- hal baru dan akan melakukan apa yang mereka lihat dan dengarkan. Tayangan-tayangan televisi telah merubah tindakan, daya nalar dan daya pikirnya. 

Para orangtua atau orang yang lebih dewasa banyak dihimbau agar ikut mengawasi apa tayangan yang ditonton anak -- anak untuk memberikan pemahaman dan membatasi tontonan yang belum sesuai dengan umur mereka. Selain membawa dampak positif, televisi membawa dampak negatif pula bagi anak-anak. 

Berbagai persoalan yang terjadi karena pengaruh negatif televisi.Tayangan kekerasan yang sekarang ini hampir mendominasi acara televisi, termasuk tayangan yang dikemas dalam progam acara olahraga yaitu tinju. Tayangan tersebut akan berpengaruh pada psikologis anak yang pada akhirnya akan mendorong anak -- anak untuk melakukan tindakan agresif.

Isi

Pengaruh progam siaran seperti televisi terhadap anak semakin besar, namun bukan pengaruh positif yang diberikan melainkan pengaruh negatif yang banyak diterima. Saat ini hampir seluruh stasiun televisi menyiarkan acara-acara yang bisa dikatakan minim manfaat untuk anak-anak. Katakan saja dalam satu minggu anak-anak menonton TV sekitar 17 jam.  Waktu yang sangat lama bagi anak -- anak untuk menyerap apa yang ditayangkan oleh progam siaran televisi. 

Menurut penelitian beberapa ahli anak - anak merupakan kelompok yang paling mudah terkena dampak negatif dari progam siaran televisi. Penelitian tahun 2012 menyatakan bahwa jumlah jam menonton televisi pada anak lebih kecil jika dibandingkan jam belajar di sekolah dikarenakan masih banyak tayangan menarik bagi anak -- anak terutama pada saata khir pekan yang mendidik dan tidak ada unsur negatif. Tetapi semakin bertambahnya tahun seperti yang terjadi sekarang ini jumlah jam menonton televisi pada anak - anak adalah 1.560-1.820 jam /tahun sedangkan jumlah jam belajar disekolah hanya 1000 jam/tahun. Tentunya jika melihat angka tersebut maka kita sebagai orang tua harus bertindak agar hal yang lebih buruk tak akan terjadi pada anak kita.

Olahraga memang merupakan sesuatu hal yang dilakukan untuk meningkatkan kebugaran. Salah satunya adalah olahraga tinju yang sekarang ini banyak diminati masyarakat. Olahraga tinju termasuk dalam kategori olahraga keras, dimana senjata utama dalam olahraga tersebut adalah pukulan yang mengakibatkan lawannya mengalami cidera atau pendarahan. Karena masuk dalam olahraga nasional tinju juga disiarkan oleh stasiun televisi di Indonesia. 

Progam siaran tinju ditujukan bagi orang dewasa, tetapi yang terjadi adalah tidak jarang anak -- anak  ikut menonton siaran progam tersebut. Yang perlu diketahui adalah olahraga tinju memiliki aturan atau prosedur yang perlu dipahami oleh pemainnya. Anak -- anak yang melihatnya hanya akan melihat kekerasan yang dilakukan dengan pemukulan dan sudah tentu tugas orang dewasa atau orangtua untuk memberikan penjelasan. Jika tidak, apa yang dilihat oleh anak -- anak akan mengganggu kondisi psikologi mereka diantaranya :

  • Meningkatkan Kecenderungan Untuk Bertindak Agresif
  • Anak - anak yang menikmati acara pertandingan tinju memiliki kecenderungan untuk menyimpan segala macam adegan di dalam pikiran mereka. Hal inilah yang kemudian dapat meningkatkan kecenderungan agresi yang dapat menyebabkan seseorang menjadi agresif di lingkungan sosialnya.
  • Tidak baik untuk disaksikan oleh anak-anak di bawah umur
  • Berbagai macam adegan agresi yang keras yang dipertontonkan di dalam arena ring akan ditiru oleh anak -- anak  yang berada di bawah umur. Hal ini dapat menyebabkan anak tedrsebut dapat melakukan beragam tindakan agresif yang dilihatnya dari pertandingan tinju. Apalagi jika anak tersebut merupakan anak yang dominan, maka bisa jadi anak tersebut akan melukai teman dan orang lain yang lebih lemah dari dirinya.
  • Menyalurkan Emosi pada Pukulan
  • Sebenarnya tidak semua emosi diselesaikan dengan pukulan. Tetapi anak -- anak yang sering menonton progam siaran tinju akan lebih agresif dan merasa bahwa semua emosinya bisa hilang jika disalurkan melalui pukulan seperti yang dilihatnya di televisi.

Saran

  • Orangtua harus mencermati perilaku anaknya secara cermat
  • Memberikan pengertian atau pemahaman kepada anak tentang progam siaran yang ditonton
  • Membatasi anak jika progam siaran yang ditonton belum sesuai dengan umurnya
  • Memberitahu anak tentang hal -- hal yang baik untuk dilakukan dan tidak
  • Berbagai pihak berperanan, orang tua, guru, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisi perlindungan anak, lembaga swadaya masyarakat, media masa atau instansi pemerintah berperanan dalam pencegahan permasalahan ini

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun