Mohon tunggu...
Ilham Imanuddin
Ilham Imanuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa Analisis Kimia Sekolah Vokasi IPB

Mahasiswa Analisis Kimia di Sekolah Vokasi IPB dengan ketertarikan pada keamanan pangan dan analisis kualitas produk. Saya percaya setiap makanan yang sampai ke meja kita harus aman, sehat, dan terjamin mutunya. Melalui ilmu analisis, saya ingin berkontribusi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap produk pangan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjaga Keamanan dari Balik Laboratorium: Sunyi tapi Tak Tergantikan

4 Oktober 2025   21:43 Diperbarui: 4 Oktober 2025   21:43 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kali kita membeli minuman kemasan di minimarket, menelan obat penurun panas, atau sekadar memakai krim wajah, kita nyaris tidak pernah bertanya: siapa yang memastikan produk ini benar-benar aman? Sebagian besar orang mungkin hanya percaya begitu saja. Padahal, ada proses panjang yang berlangsung di balik pintu laboratorium. Di sana, sejumlah tenaga ahli bekerja diam-diam, dengan alat ukur, tabung reaksi, dan data yang harus ditafsirkan dengan hati-hati.

Mereka bukan sekadar "orang lab" yang mencampur zat, tetapi pengambil keputusan ilmiah. Hasil uji yang mereka buat bisa menentukan apakah suatu produk boleh beredar atau justru harus ditarik. Dari situlah lahir kepercayaan Masyarakat yaitu  makanan tidak mengandung logam berat berlebih, obat tidak tercemar mikroba, air minum kemasan sesuai standar. Semua dilakukan agar kita, sebagai konsumen, tidak dirugikan atau bahkan terancam kesehatannya.

Bidang yang mereka jaga pun luas. Di sektor pangan, analisis kimia memeriksa kadar pestisida, pewarna buatan, hingga kandungan gizi. Di industri farmasi, pengujian dilakukan berlapis, mulai dari identifikasi bahan aktif, uji stabilitas, sampai pemantauan kontaminan yang bisa memengaruhi efektivitas obat. Bahkan di sektor lingkungan, tenaga laboratorium terlibat langsung mengukur polusi udara di perkotaan atau pencemaran air di sungai-sungai sekitar kawasan industri. Tanpa kerja mereka, banyak regulasi tentang keamanan produk maupun lingkungan hanya akan berhenti di atas kertas.

Namun, pekerjaan ini tidak ringan. Deadline ketat sering membuat beban kerja menumpuk. Sebuah penelitian di PT Saraswanti Indo Genetech, misalnya, menemukan bahwa analis yang menangani gas chromatography kerap kesulitan menyelesaikan sampel tepat waktu karena volume pekerjaan jauh lebih besar dari kapasitas personel. Kasus serupa juga diteliti oleh dosen Universitas Mercu Buana dengan metode Full Time Equivalent (FTE) di sebuah divisi R&D perusahaan farmasi. Hasilnya jelas yaitu waktu kerja yang tersedia sering kali hampir habis hanya untuk memenuhi analisis rutin.

Di sisi lain, permintaan tenaga analis terus meningkat. Data dari Program Diploma III Kimia Analis UII pernah menyebut kebutuhan lulusan bisa mencapai ribuan orang setiap tahun, seiring pertumbuhan perusahaan di Indonesia. Tak heran bila banyak kampus memperkuat kurikulumnya dengan materi instrumentasi modern, standar mutu laboratorium (ISO/IEC 17025, GLP), hingga keterampilan komunikasi hasil uji. Gaji dan karier pun cukup beragam: analis di laboratorium sertifikasi mungkin berbeda dengan yang bekerja di R&D perusahaan multinasional.

Sayangnya, tidak semua laboratorium memiliki sumber daya yang seimbang. Beberapa tempat kekurangan analis saat jumlah sampel melonjak, terutama laboratorium pengujian di daerah. Peralatan canggih seperti LC-MS/MS atau ICP-MS memang bisa meningkatkan akurasi, tetapi biaya pengadaan dan perawatan sangat besar. Tanpa dukungan SDM yang terlatih, alat mahal itu bahkan bisa terbengkalai.

Melihat kondisi tersebut, sudah seharusnya profesi ini mendapat perhatian lebih serius. Dukungan kebijakan diperlukan, mulai dari subsidi peralatan laboratorium di daerah, akses pelatihan berkelanjutan, sampai skema penghargaan bagi tenaga analis. Sebab walau suara mereka jarang terdengar, hasil kerja mereka hadir di setiap produk yang kita gunakan dan setiap udara yang kita hirup.

Sumber:

Bidang Usaha. 2022. Gaji dan kesesuaian kompetensi analis kimia di Indonesia. [diakses 2025 Okt 4]. https://bidangusaha.co.id/info/analis-kimia/

Diploma Analisis Kimia UII. 2021. Peran penting analisis kimia dalam kehidupan. Universitas Islam Indonesia. [diakses 2025 Okt 4]. https://diploma.chemistry.uii.ac.id/peran-penting-analisis-kimia-dalam-kehidupan/

Patrisya G, Hidayah NY. 2022. Analisis beban kerja analis laboratorium gas chromatography di PT Saraswanti Indo Genetech. Journal of Industrial and Manufacture Engineering, 6(2):207-219. [diakses 2025 Okt 4]. https://ojs.uma.ac.id/index.php/jime/article/view/8089

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun