Tidak bisa dipungkiri, saat ini banyak istri yang memilih bekerja. Alasannya pun bermacam-macam. Ada yang ingin membangun karier, ada yang ingin membantu perekonomian suami. Di sisi lain ada juga istri yang memilih tetap di rumah menjadi ibu rumah tangga untuk membesarkan anak-anaknya.
Antara di rumah atau bekerja, itu ada baiknya. Jika ibu masih di rumah, maka baiknya adalah rumah lebih terurus. Anak juga lebih terurus dan mendapatkan perhatian yang memadai. Tapi itu pun tidak mutlak ya. Ada juga ibu di rumah malah main HP mulu.
Bahkan, di rumah tapi mikir status dan foto yang mau diupload hari ini. Sementara anaknya telantar tak terurus. Bahkan, anaknya malah jadi anak tetangga karena tetangga lebih peduli pada si anak. Sementara si ibu, asyik dengan dirinya sendiri.
Ibu yang bekerja juga memiliki nilai positif. Setidaknya, jika ada ibu yang bekerja, dia menyanggupi untuk mengurus tiga hal dengan segala keterbatasan waktu. Apa tiga hal itu? Yakni anak, kerja, dan suami. Saat jam istirahat kerja, bisa memantau anak melalui HP.
Sampai di rumah nanti bisa mengurus anak dan memberi perhatian lebih. Kalau sudah malam tinggal memberi perhatian pada suami. Jika istri bekerja, maka dia akan mendapatkan kebaikan karena berbuat baik untuk perekonomian sekaligus keutuhan rumah tangga.
Tapi ya tidak semua istri yang bekerja bertanggung jawab akan tugasnya. Ada yang lebih getol bekerja. Sementara, si anak malah telantar. Si anak tak diperhatikan. Akhirnya si anak menjadi anak pembantu. Kan repot. Kalau ibu pulang, si anak malah manggil tante.
Lebih repot lagi jika si istri ini juga tak peduli pada suami. Saat waktunya untuk memadu kasih, si istri malah ngorok dan memilih tidur. Kan kasihan si bapak dianggurin berbulan bulan hehe.
Intinya, bekerja atau di rumah memiliki nilai positif. Di zaman yang serba kompleks seperti saat ini, agak sulit menentukan mana yang terbaik. Sebab, realitas masing-masing keluarga juga berbeda. Prioritas masing-masing keluarga juga berbeda.
Jika memang kondisi ekonomi membuat istri harus  turun dari gunung, ya mau bagaimana lagi. Saya masih ingat ketika keluarga saya yang termasuk keluarga besar membuat ibu saya juga harus pontang panting mencari tambahan uang. Namun, memang mencarinya dengan berdagang di rumah saja, jadi masih bisa memantau anak.
Kalau memang tak pandai berdagang dan memilih kerja di luar rumah mau bagaimana lagi? Ya kalau menurut saya tinggal dilakukan saja dan paham konsekuensinya. Tanggung jawab atas pilihan yang telah ditentukan.