Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sisi Gelap, Efek Merusak Ronaldo untuk Juventus

12 September 2021   06:55 Diperbarui: 12 September 2021   06:56 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo saat berseragam Timnas Portugal. foto: AFP/JONATHAN NACKSTRAND dipublikasikan kompas.com

Liga Italia masih segelintir laga. Tapi, Juventus membuat start yang mengkhawatirkan. Saya menduga ini adalah efek gelap ketika mereka memiliki dan kemudian kehilangan Cristiano Ronaldo. 

Akan saya tulis dulu performa Juventus di Liga Italia musim ini. Dari tiga laga yang sudah dilakoni, Juventus seri sekali dan kalah dua kali. Terbaru, Juventus kalah 1-2 dari Napoli pada Minggu (12/9/2021) dinihari WIB.

Juventus bukan hanya kalah secara skor, tapi juga secara statistik. Livescore menyebutkan, Juventus memiliki empat peluang mencetak gol. Sementara, Napoli memiliki tujuh peluang mencetak gol. Juventus hanya menguasai bola 31 persen dan Napoli menguasai bola 69 persen. Ada tujuh tendangan Napoli yang diblok, sementara tak ada satu pun tendangan Juventus yang diblok.

Gol Juventus dibuat Alvaro Morata dan dua gol Napoli dibuat Politano dan Koulibaly. Juventus remuk di laga itu. Di sisi lain, sampai laga ketiga, Juventus baru membuat tiga gol. Di musim lalu saat masih ada Ronaldo, dalam tiga laga, Juventus membuat enam gol dengan tiga gol di antaranya dibuat Ronaldo.

Oke, selanjutnya kita tengok ke belakang. Keberadaan Ronaldo pada sebuah klub tentu menguntungkan karena dia adalah mesin gol. Namun, Ronaldo juga memunculkan sistem permainan yang tidak bagus. Kenapa? Ya karena Ronaldo punya ego yang besar.

Siapa yang bilang Ronaldo punya ego besar? Salah satunya adalah Sami Khedira. Khedira adalah mantan rekan setim Ronaldo saat di Real Madrid dan Juventus. Ego besar Ronaldo itu yang membuat dirinya menjadi mesin gol. Ego besar itu membuat permainan sebuah tim bermuara pada Ronaldo.

Ketika Ronaldo pergi, maka efek gelap muncul bagi klub yang ditinggalkannya. Setidaknya di musim pertama mereka tanpa Ronaldo. Mau bukti? Ronaldo di masa lalu pernah membela Manchester United (MU). Dia terakhir membela MU pada musim 2008-2009.

Di musim 2008-2009, Ronaldo jadi topskor MU di semua ajang dengan 26 gol. Di musim itu, MU mampu mendapatkan trofi bergengsi Liga Inggris. MU gagal di final Liga Champions. Musim 2009-2010, Ronaldo pergi ke Real Madrid.

Apa yang terjadi pada MU di musim 2009-2010? Mereka kehilangan mesin gol bernama Ronaldo. Mereka gagal mempertahankan gelar Liga Inggris. Gelar Liga Inggris disabet Chelsea. Di Liga Champions, mereka hanya sampai perempatfinal.

Petualangan Ronaldo kemudian di Real Madrid. Kita lihat, kapan terakhir Ronaldo bermain untuk Real Madrid? Ronaldo bermain untuk Real Madrid terakhir kalinya pada musim 2017-2018. Di musim itu, Real Madrid mampu menjadi juara Liga Champions. Tapi Madrid gagal di Liga Spanyol. Di musim 2017-2018, Ronaldo jadi pencetak gol terbanyak Madrid pada semua ajang dengan total 44 gol.

Apa yang terjadi setelah Ronaldo pergi ke Juventus? Di musim 2018-2019, Real Madrid babak belur. Mereka kehilangan sumber gol. Mereka tak mampu juara Liga Spanyol dan Liga Champions.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun