Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

9 Desember Bisa Picu Berita Menggemparkan

8 Desember 2020   17:51 Diperbarui: 8 Desember 2020   17:52 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kompas/priyombodo dipublikasikan kompas.com

Pada 9 Desember 2020, banyak daerah di Indonesia melakukan coblosan pilkada. Saya tentu mengharap yang terbaik. Tapi kekhawatiran itu juga kuat. Kekhawatiran karena setelah 9 Desember ada berita gempar tentang makin merebaknya Covid-19.

Memang sudah gencar sosialisasi agar protokol kesehatan dilaksanakan saat pilkada. Bahkan, sosialisasi protokol kesehatan di masa pilkada beberapa kali saya lihat di televisi. Artinya, ada keseriusan dari pemangku kebijakan untuk mengamankan pilkada dari Covid-19.

Namun, kekhawatiran itu tetap saja mencuat. Kenapa? Ya karena saya melihat di televisi bagaimana pelanggaran protokol kesehatan banyak terjadi. Imbasnya, Covid-19 membengkak.

Nah, dengan adanya coblosan, maka potensi kerumunan itu ada. Potensi kerumunan itu makin membahayakan ketika daerah yang menyelenggarakan pilkada masuk dalam zona merah alias banyak yang positif Covid-19.

Jika daerah yang melaksanakan pilkada itu zona merah, maka waspadalah. Nah, lalu apa yang harus dilakukan? Tentu  para pemangku kebijakan sudah menyiapkan segala teknisnya. Teknis agar pilkada tak jadi klaster Covid-19.

Yang ingin saya katakan adalah, bahwa semua pihak harus bahu-membahu. Pemerintah dan jajarannya sudah serius, sementara masyarakatnya abai, ya Covid-19 akan membengkak. Sebaliknya, masyarakat sudah berusaha melaksanakan protokol kesehatan, tapi aturan pemerintah tak memadai ya sama saja.

Maka, supaya kekhawatiran soal klaster Pilkada tak meledak, semua harus mawas diri dan memikirkan kepentingan bersama. Bahwa kesehatan masyarakat adalah hal yang penting.

Jika semua abai pada protokol kesehatan, ya sudah. Berita menggemparkan soal meledaknya Covid-19 di masa usai pilkada, akan terjadi. Itu tentu berita yang tak kita inginkan.

Oiya satu lagi. Saya pribadi sudah pernah berpendapat di kompasiana bahwa pilkada di masa pandemi bisa memunculkan masalah. Saya pun tak sepakat ada pilkada di masa pandemi.

Tapi, karena faktanya pemerintah ngotot tetap pilkada, ya sudahlah. Yang bisa dilakukan saat ini adalah menyuarakan secara serempak bahwa kesehatan itu penting di masa seperti ini. Agar sekali lagi, tak ada berita yang menggemparkan usai pilkada. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun