Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kubu Menantu Jokowi dan Ancaman Nyata Pilkada

27 September 2020   16:13 Diperbarui: 27 September 2020   16:11 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bobby Nasution. KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA

Kampanya perdana Pilkada Medan sudah dilaksanakan. Kubu menantu Jokowi, Bobby Nasution kena sorotan karena kampanye tak menggunakan protokol kesehatan.

Ketua Bawaslu Kota Medan Payung Harahap membenarkan hal itu. Seperti dikutip detik.com, Minggu (27/9/2020) Payung menjelaskan bahwa tidak ada persiapan matang dari tim kampanye kubu Bobby-Aulia Rachman. Sehingga kampanye mengabaikan protokol kesehatan.

Diketahui, Bobby yang menantu Jokowi adalah calon Wali Kota Medan. Dia berpasangan dengan Aulia Rachman. Pasangan itu mendapatkan nomor urut 2 dan diusung PDIP, Gerindra, Golkar, PAN, PPP, NasDem, Hanura, dan PSI.

Sementara, penantang Bobby adalah Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi. Pasangan tersebut mendapatkan nomor urut 1. Pasangan itu diusung oleh Partai Demokrat dan PKS.

Ancaman Nyata

Apa yang terjadi pada kampanye Pilkada Medan adalah ancaman nyata bahwa pilkada di masa pandemi berpotensi merebakkan Covid-19. Banyak pihak yang menilai bahwa kerumunan di pilkada akan sulit dikendalikan.

Karena itu, sudah banyak pihak yang meminta pilkada serentak ditunda. Dua di antara yang meminta pilkada ditunda adalah organisasi kemasyarakatan Islam, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Tapi, pemerintah tetap pada pendiriannya dengan terus melangsungkan tahapan pilkada yang puncaknya dilaksanakan Desember nanti. Pemerintah menjelaskan bahwa penundaan pilkada akan membuat pemerintahan daerah tak memiliki kepala daerah definitif yang tentu akan sulit dalam mengambil kebijakan.

Apalagi saat ini butuh kebijakan strategis di masa pandemi. Maka, pemerintah tetap berpendirian pilkada dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Sementara, salah satu ulama terkemuka asal Rembang, KH Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus menulis di twitternya, masyarakat melalui NU dan Muhammadiyah sudah meminta pilkada ditunda.  Gus Mus bahkan khawatir, jangan-jangan yang merasa tak khawatir hanya di level pemerintah saja.

Maka, apa yang tergelar di Medan memberi sinyal bahwa ancaman merebaknya pandemi di masa pilkada itu nyata adanya. Orang berkerumun dan mengabaikan protokol kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun