Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Awal Ramadan Ini, Harga Daging Ayam di Desa Anjlok

29 April 2020   08:35 Diperbarui: 29 April 2020   08:51 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, pedagang daging ayam negeri di Pasar Baru Bekasi, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis (2/5/2019).(KOMPAS.com/ DEAN PAHREVI)

Salah satu bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah daging ayam. Maka, bisnis peternakan ayam pun bisa muncul di banyak tempat. Nah, di masa Ramadan kali ini ada fenomena yang menurut saya langka.

Ramadan kali ini berbarengan dengan adanya  Covid-19 yang mewabah. Aktivitas orang berkurang drastis karena lebih memilih di rumah. Berada di rumah agar tak terserang Covid-19. Fenomena ini ternyata berpengaruh pada harga daging ayam potong.

Ceritanya begini, ada penjual daging ayam di Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. Tentu, yang jualan daging ayam tak hanya satu dua orang. Sebagian mereka menjual daging ayam di pasar Desa Patikraja, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas.

Sebagian dari mereka keliling ke desa-desa lain. Sebagian mereka bercerita. Mereka bilang bahwa daging ayam tak bisa lagi dijual ke kota besar seperti Jakarta. Saya hanya menduga, di kota besar warung-warung tak seramai dulu karena pembatasan aktivitas.

Karena itu, permintaan daging ayam di kota besar turun. Ada juga yang bilang bahwa daging ayam tidak bisa masuk ke kota besar. Tapi, mereka juga tak bisa menjelaskan kenapa daging ayam tak bisa masuk ke kota besar.

Akhirnya, daging ayam itu tidak dijual di kota besar. Desa-desa menjadi sasarannya, termasuk di desa-desa Kecamatan Patikraja. Makin banyaknya daging ayam yang menjamur di desa-desa membuat harga daging ayam anjlok.

Seorang ibu rumah tangga bercerita ke saya, dahulu sebelum Covid-19  mewabah, harga satu kilogram daging ayam mencapai Rp 30 ribu. Kini, uang Rp 30 ribu bisa mendapatkan satu "ekor" daging ayam alias satu potong daging ayam. Padahal, satu potong daging ayam kadang setara dengan 2 kilogram.

Jika dipukul rata bahwa satu potong daging ayam sama dengan 2 kilogram, maka harga daging ayam turun dua kali lipat. Tentu belum diketahui fenomena ini akan berlangsung sampai kapan.

Namun, jika fenomena Covid-19 belum mereda, potensi fenomena daging ayam masih seperti saat ini. Bagi konsumen yang sering mengonsumsi daging ayam  tentu sebuah berkah. Namun, bagi produsen tentu jadi musibah.

Kalau bagi konsumen tentu tak terlalu masalah jika harga daging ayam anjlok. Nah, yang jadi problem adalah bagi produsen atau lebih tepatnya lagi para peternak ayam.

Gambaran kasarnya kira-kira seperti ini. Kalau harga daging ayam potong turun maka pendapatan produsen dan peternak ayam akan turun. Kalau hanya turun dan masih bisa mendapatkan untung mungkin masalah yang tak terlalu besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun