Mohon tunggu...
ilham akbar
ilham akbar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisis Sederhana Pembunuhan di Warung Kopi

20 Januari 2016   13:18 Diperbarui: 20 Januari 2016   13:18 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dear mas bro dan mbak sis sekalian,

Kasus pembunuhan Wayan Mirna belakangan ini menarik perhatian publik. Penulis sebagai penggemar amatir cerita-cerita kriminal detektif, mencoba berbagi kira-kira apa yang ada di benak penulis tentang kasus yang cukup menarik ini, jika di bandingkan dengan cerita fiksi detektif (yg biasanya terinspirasi dari kejadian nyata).

Yaitu:

  • Pembunuhan dengan racun, artinya bahwa pembunuhan ini di rencanakan, tidak ujug-ujug begitu saja. Butuh pengetahuan tentang sianida (walaupun sepertinya pemberian sianida overdosis, terlalu banyak), butuh beli sianida, belinya dimana, dan kamuflase agar pembelian tidak terdeteksi. Mirip-mirip pembunuhan Munir dengan arsenik yg terlihat professional.
  • Pembunuhan di lakukan di tempat umum. Sungguh berani, penuh pertimbangan, kalkulasi, timing yg pas, atau malah nekat. Tapi yang jelas ketika pembunuhan dengan racun di tempat umum yang banyak orang, akan sangat mempersulit investigasi polisi. Sekali lagi mirip-mirip kasus Munir yang di racun di atas pesawat yg sedang terbang.
  • Sampai hari ini belum ditetapkannya tersangka, artinya bahwa sang pelaku/otak utama sungguh lihai dan pintar, tidak semua orang biasa bisa melakukannya dengan bersih tanpa bukti-bukti yg jelas (kecuali kalau polisi pura-pura tidak tahu, atau masih ragu karena belum cukupnya bukti dan motif).
  • Sekarang motif. Tentu akan bisa di gali lebih banyak lagi motif sang pelaku/otak utama oleh polisi, yg tentunya tidak di publish.  Tetapi kira2 motif yg memungkinkan seperti : cemburu, cinta, dendam, uang/warisan adalah motif yg biasanya di lakukan oleh pembunuh dengan racun.
  • Pembunuhan dengan racun biasanya dilakukan oleh orang dekat korban. Yang bisa kontak dekat dengan sang korban.

Who? Siapa yg bisa naruh sianida di cangkir? :

  • Mirna bunuh diri? Mungkin saja, walaupun sangat terdengar aneh. Tapi dialah sendiri yang bisa memberikan sianida ke cangkirnya sendiri tanpa dicurigai orang lain.
  • 2 Teman Mirna yang ngopi bareng : Jessica dan Hanny. Bisa salah satu, atau keduanya bekerja sama. Mereka sangat punya akses ke cangkir Mirna. Motif cemburu, cinta, dendam bisa saja. Tapi mereka katanya teman akrab dari lama.
  • Pegawai warung kopi. Tentunya mereka yg punya akses ke cangkir mirna sebelum di sajikan ke meja. Kalau ternyata pegawai warung, tentu adalah orang suruhan. Orang yang di suruh otak utama untuk menaruh racun di kopi yg akan diseruput Mirna. Sang otak utama/pegawai warung harus tahu kopi mana yang akan di minum Mirna.

Kalau ternyata Jessica dan atau Hanny adalah pelaku, betapa resikonya mereka memilih timing dan lokasinya. Mereka berdua tentu yang akan paling di curigai. Dan kalau ternyata pembunuhan pakai tangan orang lain, tentu salah satu keluarganyalah yg kemudian paling dicurigai. Siapa? Tentu sang suami. Sang suami ternyata ada di satu mall ketika kejadian terjadi. Mirna dan suaminya datang bareng di mall dan berpisah ketika Mirna ke warung kopi, dan sang suami pergi ke lantai yang lain. Selain itu mereka katanya baru menikah, belum 1 tahun kalau tidak salah saya pernah baca berita. Motif harta tentu sangat kuat disini, kalau memang begitu. Sang suami mengontrol proses kejadian dari jauh, lagi-lagi seperti kasus Munir dengan tangan Pollycarpus yg sampai sekarang belum diketahui dalangnya siapa. Saya sendiri punya feeling kuat bahwa sang otak utama adalah keluarga dekat Mirna sendiri, bukan temannya.

Tentu jangan dilupakan keluarga lainnya, teman Mirna lainnya yg mempunyai motif. Atau kemungkinan bahwa ternyata pembunuhan ini salah target. Mungkin saja target sebenarnya adalah Jessica atau Hanny, tapi malah nyasar ke Mirna. Semoga pembaca tidak bingung seperti saya. Mari percaya saja kepada polisi, semoga mereka tidak masuk angin, dan kebenaran sebenarnya segera terungkap.

Salam Poirot!

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun