Mohon tunggu...
Ilham Marasabessy
Ilham Marasabessy Mohon Tunggu... Dosen/Peneliti

Belajar dari fenomena alam, membawa kita lebih dewasa memahami pencipta dan ciptaannya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengetahui Daya Dukung Terumbu Karang, untuk Pengembangan Wilayah Pesisir dan Lautan

26 Mei 2025   21:56 Diperbarui: 26 Mei 2025   22:21 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekosistem terumbu karang sebagai rumah idaman hewan laut dan objek wisata potensial (Sumber: Koleksi foto pribadi, 2025)

Penentuan nilai Daya Dukung Kawasan (DDK) pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut, membutuhkan berbagai informasi biologi, ekologi dan sosial di antaranya adalah; mengetahui struktur populasi, kelimpahan, distribusi, keanekaragaman, keseragaman, dominansi, kualitas perairan, fisiografis, geografis, potensi habitat dan sistem sosial ekologi. Berdasarkan prespektif ini, maka pendekatan penilaian daya dukung ekosistem terumbu karang dapat dibagi berdasarkan dua bentuk yaitu; 1). Penilaian dalam kegiatan ekowisata diving dan snorkeling dan 2). Penilaian berdasarkan kelimpahan ikan karang.

1). Penilaian daya dukung terumbu karang untuk kegiatan ekowisata diving dan snorkeling

Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa perhitungan Daya Dukung terumbu karang, untuk kegiatan wisata diving dan snorkeling dilakukan dengan tujuan, untuk mengetahui seberapa besar kemampuan sumberdaya alam, dalam hal ini adalah terumbu karang, untuk menerima beban aktivitas yang masuk akibat wisata yang dilakukan. Sehingga dapat dimaknai bahwa perhitungan daya dukung wisata sejatinya adalah, upaya estimasi kemampuan terumbu karang sebagai objek tujuan wisata utama. Kedua jenis kegiatan wisata ini mendukung kegiatan wisata dalam jumlah yang optimal, sehingga memberi kepuasan kepada wisatawan dan secara bersamaan dan mampu menjaga keberlanjutan sumberdaya alam dalam ekosistem.

Daya dukung bersifat tidak tetap atau dinamis, yaitu dapat berkurang oleh perilaku manusia, maupun kerusakan alam, namun sejatinya dapat ditingkatkan melalui intervensi manusia dengan membuat perlakuan pengelolaan lingkungan secara benar dan terencana. Daya dukung memberikan suatu pedoman bagi penyelenggaraan kegiatan pariwisata yang khususnya berkenaan dengan pentingnya pemeliharaan kualitas pembangunan yang berwawasan lingkungan. Dengan demikian merencanakan kawasan wisata dengan mempertimbangkan daya dukung kawasan, menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan. Dalam kaitannya dengan pembangunan sektor wisata, isu daya dukung lingkungan harus dimasukkan dalam isu-isu penataan dan pemanfaatan lahan. Salah satunya dengan penerapan sistem zonasi yang merupakan strategi yang dapat diterapkan sehingga memenuhi kriteria DDK. Untuk mendapatkan nilai daya dukung ini, maka beberapa tahapan analisis yang harus dibuat seperti: Analisis presentasi tutupan terumbu karang; Analisis Kelimpahan Ikan Karang; Analisis Kesesuaian Kawasan peruntukan wisata Bahari khususnya kegiatan diving dan snorkeling.

Daya dukung ekosistem terumbu karang untuk mendukung kegiatan wisata, hingga saat ini belum mampu menghasilkan suatu nilai numerik yang menentukan jumlah wisatawan untuk kegiatan snorkeling maupun diving, tetapi bisa dinilai melalui kriteria yang dapat mempengaruhi kemampuan kawasan dalam menerima aktifitas tertentu di sekiatarnya, kemudian disesuaikan dengan jumlah pengunjung yang memanfaatkan sumberdaya alam dalam kawasan wisata tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah dengan mempertimbangkan dua aspek yakni, aspek ekologi yaitu; a). Keberlanjutan sumberdaya alam, dimana kemampuan alam untuk mentolerir gangguan dari aktifitas manusia dan b). Standar kepuasan dalam menikmati sumberdaya alam secara utuh, tanpa gangguan dari pengunjung yang lain. DDK adalah jumlah maksimum pengunjung, yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada sumberdaya alam dan manusia.

Dalam teorinya Yulianda dkk, 2019, menjelaskan bahwa potensi ekologis pengunjung (K) dan unit area (Lt) ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan. Luas suatu area wisata (Lp) yang dapat digunakan oleh pengunjung harus mempertimbangkan kemampuan alam, untuk mentolerir tekanan dari aktifitas yang berlangsung sehingga, keberadaan SDA tetap terjaga. Waktu kegiatan pengunjung (Wp), dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengunjung, untuk melakukan kegiatan wisata. Waktu pengunjung diperhitungkan dengan waktu yang disediakan oleh kawasan (Wt). Kegiatan wisata diving minimal dibutuhkan luas area 2000 meter per segi, untuk dua orang penyelam. Perkiraan luas tersebut berdasarkan rata-rata kemampuan penyelam berada di bawah permukaan laut, dan perkiraan waktu yang dibutuhkan ± 2 jam. Daya dukung kawasan wisata snorkeling, juga ditentukan berdasarkan kemampuan rata-rata setiap wisatawan, minimal membutuhkan luas area rata-rata 500 meter per segi, untuk satu orang wisatawan.

Hasil yang diperoleh dari serangkaian tahapan analisis ini, menjadi rekomendasi untuk menentukan jumlah daya dukung pada ekosistem terumbu karang, yang diperuntukan untuk kegiatan ekowisata diving dan snorkeling. Jumlah wisatawan yang berkunjung akan dibatasi sesuai lahan yang disediakan dalam kawasan. Harapannya ialah kondisi ekosistem terumbu karang dapat tetap memberikan fungsi ekologis dan secara bersamaan memberikan dampak manfaat sosial dan ekonomi.

Keindahan ekosistem bawah laut yang mempesona bagi wisatawan (Sumber: Koleksi foto pribadi, 2025)
Keindahan ekosistem bawah laut yang mempesona bagi wisatawan (Sumber: Koleksi foto pribadi, 2025)

2. Penilaian daya dukung terumbu karang berdasarkan habitat ikan karang

Ekosistem terumbu karang merupakan sistem yang sangat kompleks, terdiri dari banyak mikrohabitat. Ikan karang merupakan penghuni terumbu karang yang paling menonjol. Diperkirakan kurang lebih ada 12.000 jenis ikan laut, 7.000 jenis di antaranya menempati di daerah terumbu karang. Banyaknya jumlah ikan karang yang dijumpai di terumbu karang, mencerminkan tingginya nilai daya dukung terumbu karang. Secara ekologis, integrasi ekosistem terjadi, karena tetap terjaganya stabilitas ekosistem melalui kegiatan konservasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun