Mohon tunggu...
Ilham Marasabessy
Ilham Marasabessy Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen/Peneliti

Belajar dari fenomena alam, membawa kita lebih dewasa memahami pencipta dan ciptaannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

"Social Ecological System" Benteng Kerusakan Sumberdaya Alam

5 April 2024   11:38 Diperbarui: 5 April 2024   11:43 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ground  check ekosistem mangrove pesisir Kota Sorong (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2020)

Manusia merupakan makhluk biologi dengan cenderungan menyatu pada alam, artinya manusia tidak dapat dilepaspisahkan dari alam. Keterikatan itu merupakan bagian hakiki/prinsipil/sunatullah yang telah ditetapkan oleh pencipta. Interaksi sosial dan ekologi akan berkaitan dengan pengelolan dan pemanfaatan sumberdaya yang ada dalam sistem ekologi oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup, kecenderungan ini memberikan respon terhadap nilai manfaat suatu jasa ekosistem.

Kesejahteraan manusia pada akhirnya bergantung pada barang dan jasa ekosistem. Sumberdaya alam dan jasa ekosistem memberikan manfaat langsung (direct) dan tidak langsung (indirect) pada lingkungan juga manusia. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia dari alam, maka terjadi interaksi kedua komponen, menimbulkan dampak positif dan negatif.

Hakikatnya sebagai rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa kepada manusia penghuni alam semesta, maka sumberdaya pesisir dan jasa ekosistem laut yang ada di dalamnya memiliki berbagai fungsi seperti; fungsi mendukung kehidupan makhluk hidup (supporting) melalui, Interaksi faktor biotik, abiotik, suplay nutrient, siklus O2, CO2  & senyawa organik, habitat larva & gamet membantu proses sponing, nursery & feeding ground) banyak biota perairan, pembentukan habitat biota pesisir (pasif & aktif), faktor pembatasan untuk setiap biota pada kolom air; fungsi penyedia (provisioning) seperti; Keanekaragaman, kelimpahan, distribusi biota pesisir & laut, bahan baku bidang kesehatan, penyedia bahan organik terlarut, produksi bahan mentah, pangan nabati dan hewani; fungsi pengaturan (regulating) seperti; Kontrol biologi biota, pengendali kerusakan alami fungsi ekosistem padang lamun, mangrove, terumbu karang, penyaring partikel toxit di alam, pengendali iklim global (plankton), pengendali proses photosintesis, pelindung kerusakan pesisir & pantai, mengendalikan abrasi & sedimentasi; dan fungsi budaya (cultural) hal ini berkaitan dengan kenyamanan, kesenangan dan kepuasan yang dirasakan oleh manusia saat menikmati sumberdaya secara alami, seperti; Wisata bahari (mancing ikan, diving, snorkeling, berkarang dll), menjaga eksistensi kearifan lokal, ruang transportasi tradisional antar pulau, penelitian & pengembangan Ipteks, terapi penyembuhan phisikologi, melihat keindahan landscape pesisir & pulau kecil.

Keragaman sumberdaya alam di pesisir (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2023)
Keragaman sumberdaya alam di pesisir (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2023)

Secara sederhana social ecological system dapat dimaknai sebagai unit bio-geo-fisik yang terkait dengan satu atau lebih sistem sosial yang dibatasi oleh pemangku kepentingan dan institusi. Pendekatan ini pada prinsipnya adalah hubungan sebab akibat antara sistem ekologi dan sistem sosial, artinya dalam ruang lingkup ekologi terdapat ruang sosial yang terkoneksi secara erat dan saling mempengaruhi. Pendekatan ini memberikan edukasi untuk kita bahwa paradigma konvensional terhadap status dan pemanfaatan sumberdaya alam masih mengalami kegagalan pemahaman. Terdapat dua kesalahan mendasar dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam yakni: 1). Masih terdapat keyakinan bahwa ekosistem memiliki karakteristik yang selalu linier, pemahaman ini menjelaskan bahwa sumberdaya alam mengalami pertumbuhan secara terus menerus dari waktu ke waktu secara alami,  pemanfaatan sumberdaya dilakukan secara antroposentris. Kemampuan sumberdaya menyediakan manfaat untuk manusia menjadi mutlak untuk dimanfaatkan secara terus menerus karena pertumbuhan sumberdaya merata selamanya (linier); 2). Adanya anggapan bahwa manusia dan alam merupakan sistem yang terpisah, padangan ini menimbulkan arogansi manusia terhadap alam, memperlakukan sumberdaya alam tanpa etika dan serakah tanpa memikirkan nasip sumberdaya alam yang sejatinya adalah makhluk hidup lain dan memiliki hak yang sama menempati ruang alam ini.

Kerugian material akibat keserakahan manusia dalam memperlakukan alam secara tidak bertanggung jawab, berdampak secara instan dan juga jangka panjang. Kasus 271 triliun yang belakangan mencuat merupakan salah satu bentuk arogansi manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam. Sejatinya sistem ekologi memiliki aturan alami yang mendukung sumberdaya alam berkembang dengan baik. Di sisi lain sistem sosial hadir sebagai upaya memenuhi kebutuhan manusia. Sistem ekologi bersifat reaktif, situasi ini memberikan pengaruh secara positif dan negatif dalam ekosistem. Diperlukan instrument untuk mengatur tatakelola sehingga keberlanjutan sistem ekologi dapat dipertahankan. Kehadiran manusia sebagai agen penilai yang memungkinkan penerjemahan struktur ekologi dasar dan proses menjadi identitas yang sarat nilai memberi dampak positif dan negatif. Bentuk pemanfaatan sumberdaya oleh manusia menjadi bagian yang terintegrasi dalam sistem sosial ekologi.

Pemanfaatan ruang laut Teluk Ambon (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2020)
Pemanfaatan ruang laut Teluk Ambon (Sumber foto; Koleksi pribadi, 2020)

Memahami sistem sosial ekologi sebagai benteng kerusakan maka diperlukan keteraturan pada empat dimensi, yaitu 1). Resource System (RS) bahwa secara alami lingkungan/ekosistem merupakan habitat dari sumberdaya alam, hidup secara alami menempati ruang alam, di sekitarnya terdapat komunitas/kelompok manusia bersifat sederhana/tradisional menggantungkan kehidupannya pada sumberdaya alam, jika keberadaannya baik maka memberikan nilai manfaat yang besar namun jika rusak maka berdampak pada sistem sosial lokal secara luas. 2). Resource Unit (RU), setiap ekosistem menyimpan sumberdaya endemik, existing sejak lama tersedia alami, telah dimanfaatkan secara turun temurun oleh masyarakat. Seperti, hutan tropis, vegetasi teresterial sampai kawasan pesisir dan laut. Terdapat jenis sumberdaya alam yang khas dan biota asosiasi lain, berbagai jenis hewan, tanaman, ikan, mollusca (spesies gastropoda, bivalvia dll), menjadikan ekosistem ini sebagai habitat mencari makan, bertelur dan berkembangbiak. Resource Unit secara alami mendukung benteng dalam menjaga sumberdaya alam, untuk mencegah kerusakan maka diperlukan keteraturan dalam suatu kawasan, melalui penyediaan sumberdaya dan jasa ekosistem, bentuk pemanfaatan sumberdaya alam secara tradisional sejatinya dapat berkontribusi terhadap kesehatan ekosistem dan menjaga keberlanjutannya, selama proses pemafaatan berjalan seimbang dan mencegah konflik kepentingan yang massif.

Upaya meningkatkan nilai ekosistem dan kontrol pemanfaatan secara seimbang, maka perlu ada intervensi melalui 3). Resource Governance (RG) yang teratur melalui keterlibatan peran setiap komponen sosial (masyarakat lokal, pemerintah dan pihak swasta). Upaya tatakelola dilakukan dengan memberi ruang dan kesempatan berusaha pada masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menerapkan prinsip konservasi sumberdaya alam. Dalam prespektif ini perlu memperhatikan kearifan lokal masyarakat yang telah berjalan lama. Penengakan hukum terhadap pelanggaran dan penyimpangan dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam harus berjalan tegas; 4). Resource Aktor (RA) secara natural keberadaan sumberdaya alam relatif baik jika berada pada kawasan yang jauh dari pusat aktivitas dan tekanan pemanfaatan, pada wilayah tersebut masyarakat pemanfaat adalah skala kecil bersifat tradisional, aktivitas pemanfaatan sumberdaya dalam kawasan bersifat subsisten untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal. Perubahan fungsi ekosistem terjadi secara drastis jika bentuk pengelolaan diarahkan untuk mengejar kepentingan profit yang besar. Idealnya jika pengelolaan sumberdaya alam dilakukan dengan baik maka sistem ekologi dapat berkontribusi optimal untuk keberlanjutan sistem sosial (imfb).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun