Mohon tunggu...
Ilham Moehammad
Ilham Moehammad Mohon Tunggu... -

mahasiswa jurusan fisika Universitas Negeri Makassar (UNM). Menyukai menulis dan ingin salalu menulis. blog: http://www.ilham-moehammad.blogspot.com, http://www.facebook.com/ilham moehammad,http://www.twitter.com/ilhamarsyam.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Afika...!

15 April 2012   08:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:35 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah orang dewasa sudah begitu sangat menjengkelkan sehingga kita lebih menyukai anak kecil?

----------
Ini hanya sekadar mempertegas fenomena "demam" Afika belakangan ini. Betul, bahwa dari dulu anak kecil memang menggemaskan dengan tingkahnya yang lucu dan lugu. Anak mungil, pipi dan matanya menggoda kita untuk mencium atau mencubitnya sekalipun.

Afika, gadis kecil 6 tahun, nge-tren layaknya artis-artis seperti Jupe atau Dewi Persik. Bahkan lebih dipuja daripada presiden SBY sekalipun. Mau bukti, lihat saja karikatur yang beredar di media sosial. Afika seakan-akan dibuat mengejek SBY padahal belum tentu afika mengenal siapa SBY. Dari karikatur itu tak sekalipun SBY "menang" lawan Afika, hahaha...

Kembali kepertanyaan awal, apakah kita sudah tak tertarik atau lebih tepatnya tak percaya pada orang dewasa? Barangkali benar. Sebab saya dan mungkin juga Anda percaya bahwa anak-anak adalah simbol kejujuran, kepolosanan. Jika anda bertemu anak kecil lalu bertanya, "apakah anda gagah/cantik?" apapun jawabannya itulah yg sebenarnya. Jika dia bilang cantik ya cantik, klo jelek ya terima saja.

Hanya saja anak kecil tetaplah anak kecil. Mereka tak mengerti. Mereka akan tetap berperilaku seperti anak kecil pada umumnya:bermain. Dan mungkin saja saat ini mereka menganggap kita  (yg mengaku dewasa ini) adalah mainannya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun