Mohon tunggu...
Ilfa swari
Ilfa swari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jamu Modern Generasi Millenial

14 Agustus 2018   22:56 Diperbarui: 14 Agustus 2018   23:18 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momen libur tahunan panjang menjadi waktu tepat mengunjungi sanak-keluarga yang jauh. Tahun 2018, libur lebaran Idul Fitri dan libur sekolah berada dalam satu waktu yang sama. Rencana yang matang tentunya perlu dipersiapkan untuk memastikan jadwal liburan dapat terselenggara dengan aman dan nyaman. Saya dan keluarga memutuskan untuk melakukan perjalanan panjang dari Bandung menuju Tulung Agung,  Jawa Timur. Perjalanan diputuskan menggunakan moda transportasi kereta api dan bus.

Tantangan dalam melakukan pelesiran jauh tentunya harus didukung dengan kondisi kesehatan fisik yang baik. Jangan sampai liburan berantakan karena badan yang sakit. Selain memastikan kesehatan diri sendiri, membawa keluarga dalam jumlah yang banyak tentu perlu mengantisipasi faktor pemicu munculnya sakit. Terlebih dalam perjalanan tidak hanya memboyong keluarga dewasa saja, melainkan dengan empat anak balita.

Balita dalam hal ini belum terlalu peka terhadap gangguan awal yang menyerang kesehatannya. Mereka cenderung menjadi rewel saat merasa tidak enak badan dan kondisi sakit baru diketahui saat sudah memasuki fase lanjut seperti munculnya demam, batuk, dan muntah. Itulah kondisi-kondisi yang biasa terjadi saat melakukan perjalanan jauh bersama anak.

Saya yang bisa dikategorikan awam dalam mendeteksi gangguan kesehatan pada anak mempunyai sinyal khusus yang menjadi tanda awal anak sedang kurang sehat. Sinyal tersebut dideteksi melalui nafsu makan anak yang perlahan mulai menurun. Ditawari makan menolak, ditawari jajan menolak, bahkan ditawari permen atau makanan favoritnya juga menggeleng, perubahan itu menandakan ada sesuatu yang error dengan kondisi tubuhnya, terutama di bagian pencernaannya.

"Perut aku mual nih," atau " Ma, perut aku sakit," dan keluhan lain yang mengindikasi terjadinya masuk angin pada si kecil.  Sebagai orang tua, saya tidak bisa menganggap remeh dan mengabaikan gejala masuk angin yang muncul. Penanganan yang lambat dapat mengakibatkan badan anak lemas dan sistem kekebalan tubuh semakin lemah.

Perlengkapan pendamping selalu saya perhatikan. Selain perlengkapan fisik seperti jaket, minyak kayu putih, dan kaus kaki, perlengkapan yang tidak kalah penting dipersiapkan adalah multivitamin dan jamu-jamu herbal yang dapat mengatasi gejala masuk angin.

Keluarga saya sudah terbiasa untuk tidak langsung mengonsumsi obat-obatan dan lebih memilih menjaga daya tahan tubuh melalui minuman herbal. Biasanya, setiap dua hari sekali anak-anak rutin mengonsumsi jamu beras kencur dari penjual jamu gendong langganan saya. Sajian jamu yang dihidangkan oleh Mbok Jamu lengkap dengan minuman penutup jahe hangat. Jahe hangat ini yang menjadi senjata ampuh ketika anak sedang mengalami kembung, mual, dan muntah yang menyebabkan penurunan nafsu makan.

Sajian jamu yang saya buat sendiri di rumah biasanya dikombinasikan dengan pemberian madu. Berbekal warisan pengentahuan sensori dahulu, saya mengkombinasikan bahan-bahan tersebut sesuai dengan rasa yang dapat diterima oleh anak-anak. Tidak terlalu pahit namun khasiatnya masih dapat diperoleh. Hasilnya kembung, mual, dan muntah menghilang dan nafsu makan anak kembali melejit.

Namun, masalahnya adalah jika gejala gangguan pencernaan muncul saat kondisi di luar rumah, seperti saat mudik. Sebagai orang tua, tentu saya sekuat tenaga berusaha menjaga kesehatan tubuh anak supaya dapat turut merasakan euforia silaturahmi lebaran.

Kondisi di perjalanan tidak memungkinkan membekal jamu buatan untuk dibawa dalam jarak yang jauh dan jangka waktu lama. Jamu yang berisiko basi dapat menimbulkan sakit yang lebih serius.

Saya mengakalinya dengan membawa jamu Tolak Angin untuk dewasa dan anak, cara ini dapat memudahkan mengonsumsi jamu diberbagai kondisi. Bila anak mulai mengalami kembung, mual, dan muntah yang mengganggu nafsu makannya, saya menyeduh satu kemasan sachet Tolak Angin Anak dengan air hangat dan ditambahkan sedikit madu penambahkan rasa manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun