Mohon tunggu...
Ila Choirunnisa
Ila Choirunnisa Mohon Tunggu... Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Healing Lewat Baking, Bukan Sekedar Tren Tiktok

23 Juni 2025   23:22 Diperbarui: 23 Juni 2025   23:22 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cake Sajak Saudari. Sumber: Dokumen Pribadi

TikTok kembali menghadirkan tren yang tak hanya menarik, tapi juga menyentuh sisi emosional para penggunanya. Kali ini, istilah "Girls Therapy" ramai diperbincangkan yakni sebutan untuk aktivitas baking yang dilakukan perempuan sebagai bentuk self-healing di tengah kesibukan harian, tekanan kerja, tugas kuliah, maupun rutinitas rumah tangga yang melelahkan. Tak sekadar membuat kue, baking kini menjadi sebuah proses yang menghadirkan ketenangan, kedamaian, bahkan membangun rasa percaya diri. Bagi banyak perempuan, dapur bukan lagi tempat yang melelahkan, melainkan ruang aman untuk kembali menata pikiran.

Fenomena ini viral karena banyak perempuan membagikan rutinitas baking mereka di TikTok disertai narasi personal yang terasa sangat dekat. Video berdurasi singkat memperlihatkan tangan-tangan telaten menimbang tepung, mencampur adonan perlahan, lalu menunggu kue mengembang sempurna di dalam oven. Aktivitas itu bukan hanya soal hasil akhir, melainkan tentang waktu yang dihabiskan dengan penuh kesadaran. Waktu-waktu yang sebelumnya dipenuhi oleh tekanan, kini berubah menjadi momen tenang yang memberi ruang bernapas. Tak heran jika tagar #GirlsTherapy dan #BakingTherapy terus berseliweran di FYP. Banyak perempuan menemukan tempat aman di dapur mereka sendiri dan baking jadi alat pemulih yang menyenangkan.

Salah satu yang merasakan manfaatnya adalah Ana (25), mahasiswi tingkat akhir. Baginya, baking menjadi pelarian yang sehat dari tekanan tugas kuliah. "Setiap kali ngerasa burnout, aku langsung ke dapur. Mulai dari nimbang bahan satu per satu, aduk pelan-pelan, sampai akhirnya lihat kuenya jadi dan harum---itu rasanya kayak terapi," ceritanya sambil tersenyum. Ia mengaku selalu merasa lebih tenang dan fokus setelah baking, bahkan ketika harus kembali duduk menghadapi skripsi.

Hal yang sama juga dialami Upik (35), ibu rumah tangga dua anak. Awalnya, ia hanya baking untuk camilan keluarga. Namun kini, baking menjadi kegiatan yang dinanti-nanti karena mampu memberinya waktu pribadi. "Pas baking, aku bisa lupain sebentar capeknya ngurus rumah. Aku suka banget bagian nimbang bahan. Harus pelan-pelan, nggak bisa buru-buru. Rasanya bikin hati adem," tuturnya. Bagi Diah, proses baking bukan hanya tentang kue yang jadi, tapi juga tentang menyambung kembali koneksi dengan diri sendiri.

Berbeda dari memasak biasa yang cenderung cepat dan bebas takaran, baking justru menuntut ketepatan dan kesabaran. Semua bahan harus ditakar secara presisi. Satu kesalahan kecil bisa membuat kue gagal. Saat mengaduk adonan sponge cake, misalnya, tidak boleh terlalu keras agar adonan tetap mengembang sempurna. Proses ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Repetisi gerakan seperti mengaduk, menimbang, atau menghias menjadi semacam meditasi ringan yang menenangkan pikiran.

Baking juga memberikan rasa puas tersendiri. Tak hanya karena hasil akhirnya enak, tetapi karena prosesnya dijalani dengan sepenuh hati. Ketika kue jadi dan bisa dinikmati bersama orang tersayang, ada rasa bangga yang sederhana tapi mendalam. Inilah mengapa banyak perempuan menjadikan baking bukan sekadar hobi, melainkan bagian dari perjalanan mencintai diri sendiri.

Baking kini menjadi lebih dari sekadar aktivitas dapur. Di tengah dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, baking memberi ruang untuk berhenti sejenak, memperlambat ritme, dan terhubung kembali dengan diri sendiri. Proses menimbang bahan, mengaduk adonan, dan menanti kue mengembang bukan hanya tentang ketelitian, tetapi juga tentang kesabaran dan ketenangan. Tak heran jika "Girls Therapy" lewat baking bukan sekadar tren TikTok, melainkan sudah menjadi cara nyata bagi banyak perempuan untuk menjaga kewarasan dan memulihkan diri secara perlahan. Karena sering kali, satu loyang kue dan waktu sejenak untuk diri sendiri adalah bentuk self-care paling sederhana yang kita butuhkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun