Mohon tunggu...
Iksan Arrahman
Iksan Arrahman Mohon Tunggu... -

Saya pernah menjadi mahasiswa pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berdialog Dengan Allah

4 Juli 2014   20:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:29 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Salah satu rukun islam yang kita yakini dan dijadikan landasan bagi seorang muslim sejak zaman kenabian dalam hal ibadah adalah shalat. Shalat merupakan tameng yang membatasi seseorang dari berbuat maksiat kepada Allah swt. Shalat juga merupakan pembeda antara kaum muslimin dan kaum-kaum yang lain. Yang dengan shalat itu Allah menjadikan seorang hamba suci baik secara lahiriah maupun batiniah.
Allah Swt berfirman dalam QS Al Ankabut ayat 45:



اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (٤٥
Dengan ayat di atas menjadi jelas bahwa hakikat nilai terkandung dalam shalat adalah mencegah seseorang dari perbuatan Keji dan perbuatan munkar. Seseorang yang telah melakukan shalat kemudian masih melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar ketentuan Allah dan Rasulnya berarti shalatnya orang tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan oleh ayat ini. Hal ini bisa berarti bahwa shalat yang dia lakukan masih unsur syiriknya dna kedua belum ikhlas karena Allah Swt.
Penyebab lain yang membuat shalat seseorang tidak mampu mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar adalah sebagaimana termuat didalam hadits Rasulullah saw mengatakan "shalllu kama ra aitumuuni ushalli" shalat lah kalian sebagaimana kaliah melihat aku shalat. Hadist ini memberikan penjelasan bahwa aturan dan tata tertib shalat sudah ditentukan secara syar`i oleh Rasulullah tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi. Kebanyakan masyarakat muslim sekarang khususnya dalam pengerjaan shalat banyak bercampur dengan hal-hal yang diluar ketentuan Rasul. Misalnya Wudhu yang tidak sempurna (TIDAK SAMPAI SIKU DAN TIDAK SAMPAI MATA KAKI) belum lagi bacaan-bacaan tambahan yang dilakukan seperti do`a-doa dan gerakan-gerakan yang tidak ada ketentuannya.
Hal utama yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini adalah terkait hadits Rasulullah saw "Ashalatul mi`rajul mukminin" shalat itu adalah mi`rajnya orang mukmin. Yang menjadi pertanyaan adalah apa yang menjadi esensi dari dari mi`raj? dan apa yang dilakukan oleh Rasulullah dengan Allah?
Dalam berbagai literatur terutama hadits yang menerangkan tentang isra dan mi`raj hanya memuat panjang lebar tentang hal-hal yang dijumpai oleh Rasulullah selama dalam perjalanannya menuju ke shidratul muntaha dan kepulangannya serta berita tentang penerimaan shalat sebagai sebuah kewajiban yang dimulai dari 500 kali sampai dengan 5 kali sehari semalam. Rincian dialog antara Allah dengan Rasulullah tidak diceritakan dengan rinci dalam hadits-hadits tersebut.
Kembali kepada Hadits di atas, apa sebenarnya yang dikehendaki atau makna tersirat yang terkandung dalam hadits "Ashalatul mi`rajul mukminin". Kalau kita melihat pada bacaan shalat sepintas memang tidak terdapat indikasi bahwa shalat dalam shalat itu ada dialog dengan Allah. Tetapi, ketika kita menyimak secara seksama bacaan pada tasyahud maka kita akan menemukan hasil dialog antara Allah dengan Rasulullah yang tidak diceritakan dalam hadits-hadits terkait isra dan mi`raj.
Pada Do`a Tasyahud tersebut ternyata terdapat dialog itu dimulai dengan Ucapan Rasulullah "Attahiyatul lillahi washalawatu wathoyyibah (Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah)" kemudian dijawab oleh Allah Assalamu alaika ayyuhannbiyu warahmatullahi wabarakaatuh  (Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya (Tetap Tercurahkan) Atas Mu, Wahai Nabi (Muhammad SAW))" dan dilanjutkan oleh Rasulullah dengan ucapan "assalamu alaina wa ala ibadillahi sholihin. Asyhadu anla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadurrasulullah (Semoga Keselamatan (Tetap Terlimpahkan) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh ku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Nabi Muhammad SAW Adalah Utusan Allah)".
Sehingga dengan Doa tasyahud tersebut tersingkaplah bahwa shalat yang kita lakukan adalah upaya isra dan mi`raj yang dilakukan oleh setiap muslim dalam rangka berdialog dan berdoa kepada Allah swt.
Wallahu a`lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun